••• Happy Reading •••
Madam Anna sudah mencari Kinan ke setiap penjuru di rumah ini. Tidak pernah sebelumnya sepagi ini Kinan menghilang entah kemana. Madam Anna bahkan sudah menanyakan kepada para penjaga mengenai Kinan tapi tidak ada satu pun dari mereka yang melihat Kinan. Itu artinya Kinan tidak sedang keluar dari rumah.
"Nina, pagi ini kamu yang pergi berbelanja ke pasar ditemani Agam," perintah Madam Anna. Seharusnya pagi ini giliran Kinan lah yang pergi berbelanja tapi karena Kinan tidak ada maka Madam Anna menyuruh pelayan lain.
Nina mengangguk-angguk mengerti. Ini lah yang ia tunggu-tunggu, pergi berbelanja bersama Agam.
"Tapi ingat, nggak boleh lebih dari satu jam." Madam Anna memberikan secarik kertas berisi barang-barang apa saja yang harus Nina beli beserta uang cash-nya. Madam Anna terus mewanti-wanti Nina untuk jangan berlama-lama di pasar seperti sebelum-sebelumnya.
Madam Anna tahu hubungan apa yang Nina dan Agam miliki tapi Madam Anna tidak punya pilihan lain karena Agam merupakan supir yang dipekerjakan untuk ini, mengantar pelayan jika sedang ada urusan seperti contohnya pergi berbelanja.
***
"Kita buktikan, baby."
Kinan mengernyitkan dahinya. Apa yang akan Romeo lakukan?
Baru saja Kinan akan bangkit dari ranjang, Romeo sudah lebih dulu menindihnya.
Kinan menahan tangan Romeo yang hendak menyentuh dadanya. "Apa yang akan anda lakukan?"
"Bercinta. Sudah lama kita nggak melakukannya."
Mata Kinan membulat sempurna seolah akan keluar dari tempatnya. Enteng sekali Romeo mengatakan hal vulgar tersebut, tanpa sungkan.
"Jangan. Ini salah. Tidak seharusnya anda—" protesan Kinan teredam oleh ciuman panas dan liar dari Romeo. Romeo mengunci pergerakan tubuh Kinan. Romeo benar-benar merindukan ciuman ini dan semua hal yang ada pada Vania.
Kinan berusaha melawan sekuat tenaga namun karena tenaga Romeo jauh lebih besar, Kinan pun kalah tapi Kinan belum mau menyerah. Ia pun menggigit kuat-kuat bibir bawah Romeo.
"A-ahh!!" Romeo merintih dan terpaksa menjauhkan bibirnya dari Kinan.
"Saya akan berteriak jika anda—"
"Berteriak lah sepuas mu karena percuma aja, nggak akan ada yang denger." Romeo tersenyum miring.
Kinan merutuki kebodohannya dalam hati. Ia lupa setiap kamar milik majikannya itu kedap suara.
Romeo kembali membungkam bibir Kinan dengan ganas dan liar seolah tidak akan ada hari esok. Ia tidak ingin mendapatkan penolakan dari Vania. Ia ingin Vania menurut seperti biasanya bukan malah menolaknya. Ya, Romeo tahu kini Vania sedang kehilangan ingatannya tapi bisakah Vania mengenalinya dari sentuhannya? Dari setiap cumbuan-cumbuannya? Dan dari deru napasnya yang begitu mendamba dan merindukannya?
Tangan Romeo tak tinggal diam, bergerilya di setiap inci tubuh Kinan dan meremas bagian-bagian tertentu di tubuhnya.
"Tuan ini salah. Jangan..." Romeo hanya memberi waktu beberapa detik pada Kinan mengambil oksigen untuk bernapas. Setelah itu ia kembali memagut panas bibir Kinan dengan ganas, tanpa ampun.
Romeo berusaha melepaskan semua kain yang melekat di tubuh Kinan.
Kedua sudut mata Kinan mengeluarkan air mata. Sebelumnya ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh seorang pria. Romeo lah yang pertama.
Kinan sudah berusaha sekuat tenaga memberikan perlawanan pada Romeo tapi lagi dan lagi ia kalah. Ya Tuhan... Lantas apa lagi yang harus ia lakukan? Kinan tidak ingin Romeo berhasil mendapatkan apa yang dia mau.
![](https://img.wattpad.com/cover/280121036-288-k138931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED [COMPLETED]
RomanceTidak ada kebetulan yang terjadi tanpa alasan di dunia ini termasuk pertemuan Kinanti Fara dengan Romeo Andrew Addison Clark yang mengira bahwa Kinan adalah Vania Willson, kekasihnya yang meninggal dalam tragedi kecelakaan pesawat 4 tahun silam. Kin...