FATED [COMPLETED]

FATED 28 : Salad atau pecel

••• Happy Reading •••

Romeo menahan tawanya saat menerima informasi terkini dari Gery mengenai Kinan. Gery menceritakan secara detail mengenai apa pun yang Kinan kerjakan dan lakukan di apartemennya. Gery merasa ia seperti memiliki seorang pelayan karena pagi, siang dan malam hari Kinan tak pernah absen memasakkan makanan untuknya.

"Apa masakan buatannya enak?" tanya Romeo penasaran.

"Enak banget, Tuan muda."

"Seriously?" Romeo tak percaya. Saat Kinan membuat pasta untuknya saja rasanya benar-benar tidak karuan.

"Ya di lidah saya sih enak tapi tidak tahu di lidah Tuan."

Panggilan pun Romeo akhiri kala dirinya mendapati Natalie masuk ke dalam kamarnya padahal Romeo masih ingin mendengar cerita dari Gery mengenai Kinan.

"Loh, kamu belum siap-siap sayang? Abis ini kita mau survey lokasinya."

"Ini aku mau mandi. Tadi Gery nelepon ngomongin soal kerjaan," bohong Romeo agar Natalie tak banyak bertanya.

Natalie mengangguk mengerti. Padahal sekilas tadi ia mendengar Romeo tidak sedang membicarakan pekerjaan.

"Kamu kenapa diam? Mau nungguin aku mandi?"

Natalie menganggukkan kepalanya. "Kalau kamu mau nya gitu kenapa nggak. Mandi bareng sama kamu pun aku nggak keberatan."

"Nat..."

Natalie terkekeh pelan. "Aku cuma bercanda. Nggak usah serius gitu mukanya."

Natalie merapikan rambut Romeo yang sedikit berantakan. Calon tunangannya selalu terlihat tampan meskipun baru bangun tidur sekali pun. Dan tanpa bisa dicegah, Natalie mendaratkan kecupan singkat di bibir Romeo.

"Kenapa? Nggak suka? Mau protes?" Tanya Natalie melihat Reaksi Romeo.

Romeo tertegun. Mulutnya seolah terkunci rapat untuk mengatakan bahwa ia tak suka dengan ciuman Natalie yang tiba-tiba. Ini kali kedua Natalie menciumnya seperti ini.

Natalie mencubit gemas kedua pipi Romeo. "Aku tunggu kamu di meja makan."