••• Happy Reading •••
Kinan terkesima saat hendak masuk ke dalam mobil sport milik Romeo yang berbeda dari mobil-mobil mewah milik keluarga Clark lainnya yang pernah ia tumpangi. Seumur hidupnya belum pernah melihat mobil yang hanya terdapat 2 kursi di bagian depannya saja.
"Sampai kapan kamu berdiri di situ?"
Kinan terkesiap. Romeo sudah menghidupkan mesin mobilnya entah sejak kapan.
"Masuk Kinan."
"Hmm, i-ya." Kinan mengamati satu persatu sepatu vantofel yang ia kenakan. Ia takut sepatunya kotor dan mengotori mobil mewah milik Romeo.
Dan hal tersebut membuat Romeo tidak bisa untuk menahan tawanya.
Kinan mendudukkan dirinya di sebelah bangku kemudi. Saat akan memasang seat belt, ia kebingungan.
Dan saat Romeo hendak membantu Kinan memasang seat belt, Kinan menjauhkan wajahnya dari Romeo. Jika tidak demikian, jarak mereka sangat amat begitu dekat. Wangi parfum mahal Romeo, hembusan napas yang panas dan harum itu begitu menusuk indera penciuman Kinan. Wangi parfum ini sering ia temui kala membersihkan kamar Romeo.
"Seperti ini." Romeo membantu Kinan memasang seat belt-nya. "Mudah kan?"
Kinan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Terima kasih." Kinan menarik napas dalam-dalam.
Romeo tak menanggapinya. Ia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Kinan heran, kenapa tiba-tiba ia merasa gugup luar biasa. Debaran di dadanya berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia yakin hal ini terjadi karena ia masih canggung dan belum terbiasa bersama Romeo apalagi satu mobil bersamanya.
Dalam perjalanan pulang mengantarkan Kinan ke apartemen Gery, tak ada perbincangan yang terjadi. Baik Romeo mau pun Kinan sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Saat Romeo hendak memutar musik untuk menemani perjalanan mereka, tiba-tiba ia mendengar perut Kinan yang berbunyi.
Kinan memejamkan matanya karena merasa malu. Kenapa perutnya harus berbunyi di saat yang tidak tepat. Ia yakin Romeo mendengar perutnya yang berbunyi karena merasa lapar.
Romeo seolah tak peduli. Ia kembali fokus menyetir sambil sesekali bersenandung kecil mengikuti irama musik yang tengah diputar.
Sepuluh menit berlalu. Kinan mengernyitkan dahinya saat mereka tiba di sebuah tempat yang tidak ia kenali.
"Kita makan dulu," jelas Romeo seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Kinan.
Romeo hendak keluar dari mobilnya namun ia urungkan karena melupakan sesuatu. Romeo memutar tubuhnya lalu membantu Kinan membuka seat belt-nya tanpa Kinan memintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED [COMPLETED]
RomanceTidak ada kebetulan yang terjadi tanpa alasan di dunia ini termasuk pertemuan Kinanti Fara dengan Romeo Andrew Addison Clark yang mengira bahwa Kinan adalah Vania Willson, kekasihnya yang meninggal dalam tragedi kecelakaan pesawat 4 tahun silam. Kin...