FATED 24 : Tiga permintaan

4.2K 298 17
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Kinan mengerjap-ngerjapkan matanya mengumpulkan kesadarannya. Ia melihat Ibunya termenung menghadap ke arah kaca jendela dengan view persawahan hijau. Kinan yakin Ibunya masih memikirkan ucapan Vanessa kemarin mengenai Vania.

Kinan bangkit dari ranjang dan menghampiri Ibunya. Entah sejak kapan Ibunya sudah bangun dan melamun.

"Ibu masih mikirin ucapan Tante Vanessa kemarin?"

Kahyang menggelengkan kepalanya pelan.

"Terus apa yang mengganggu pikiran Ibu?" Kinan berlutut di hadapan Ibunya, memperhatikan Ibunya. Raut kesedihan dan kekecewaan tersirat jelas di wajahnya.

Lagi, Kahyang menggelengkan kepalanya dengan pandangan mata yang kosong.

"Ibu lapar?" tanya Kinan.

Kahyang menjawabnya masih dengan menggelengkan kepalanya.

Kinan menghela napas berat. Mungkin saat ini Ibunya sedang ingin sendirian. Ibunya masih berduka atas kematian Kirana.

***

Kinan melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Kinan ragu membangunkan Romeo untuk sarapan bersama.

"Kak kok nggak makan?" tanya Restu sembari menyendokkan lauk ke dalam piringnya. Sepagi ini Kinan terbiasa memasak untuk sarapan.

"Kamu duluan aja, Kakak mau bangunin bos Kakak dulu." Kinan bangkit berdiri. Ia mengenalkan Romeo pada Restu adalah sebagai anak majikannya di Jakarta.

Kinan melangkah menuju kamarnya.

Tok!! Tok!! Tok!!

"Tuan... Apa anda sudah bangun?"

Tok!! Tok!! Tok!!

"Tuan... Waktunya sarapan." Kinan ingat sejak kemarin malam Romeo belum makan apapun. "Sarapannya sudah siap."

Setelah mengetuk pintu berkali-kali dan tidak ada jawaban, Kinan pun memberanikan diri masuk ke dalam kamarnya. Walau bagaimana pun Romeo harus kembali ke Jakarta, banyak pekerjaan yang sudah menantinya di sana. Jika Romeo berlama-lama di sini, itu hanya membuang-buang waktu berharganya saja.

Romeo masih tidur dengan begitu lelapnya dengan berbalutkan selimut yang menutupi tubuhnya. Kinan yakin Romeo kedinginan.

Kinan menghampiri Romeo, duduk di sebelah Romeo lalu menepuk-nepuk bahu Romeo untuk membangunkannya namun Romeo tetap tidak bangun.

Kinan terdiam dan sibuk mengamati wajah tampan Romeo dari jarak sangat dekat. Kinan akui sebagai pria, Romeo terlihat begitu sempurna dengan dianugerahi fisik yang cukup tampan. Hidung mancungnya, rahang kokoh nan tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus serta bibir tipisnya yang berwarna merah alami membuat Kinan tergoda ingin menjamahnya.

FATED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang