"Bentar lagi acara tahunan UKM musik, kita harus bikin acara lebih spektakuler dari tahun lalu."
Rosie dan anggota UKM musik lainnya mendengar dengan seksama setiap penjelasan Bilal, ketua UKM musik.
Sebelum ngekos di Indie Kos, Rosie selalu segan pada seniornya satunya itu. Walau kepribadian Bilal tak mencerminkan ketegasan ketua pada umumnya, Rosie selalu ragu-ragu berinteraksi lebih dengan Bilal. Namun semua berubah setelah dia bergabung jadi bagian dari Indie Kos, Rosie jadi tahu sifat asli Bilal dan perlahan dia semakin akrab dengan senior idolanya itu.
"Jadi apa tema acara nanti?" tanya Jovan.
"Noir."
Leo mengernyitkan alis, "Bukannya tema itu terlalu dark?"
Rosie menatap ketiga cowok itu bergantian. Sebelum ngekos di tempat yang sama, Rosie tak terlalu mengenal mereka bertiga. Apalagi Jovan dan Leo, gadis itu hanya mengenal keduanya sebagai senior di UKM yang sama.
Rosie pernah iseng bertanya pada Leo, kenapa cowok itu bergabung di UKM yang bahkan tak ada kaitannya dengan jurusan kedokteran. Tetapi Leo justru menyangkal, dia sengaja masuk UKM musik sebagai salah satu upaya pendekatan dengan pasiennya yang merupakan anak kecil.
Leo bilang, musik itu mudah diterima anak-anak, makanya dia belajar sedikit tentang musik untuk membujuk pasien yang sulit diperiksa. Tapi kini Leo terjebak di UKM musik karena kecintaannya pada melodi-melodi itu mulai tumbuh.
"Itu gunanya gue ajak kalian rapat." Bilal menghapus coretan spidol yang memenuhi papan tulis, "Kalian ada ide lain terkait tema?" cowok itu membalikkan tubuh, menatap anggotanya satu per satu.
"Kalo tema vintage gimana? Jadi mulai dari dekorasi, lagu-lagu dan dress code acara bertema tahun 90-an?"
Bilal mengusap dagunya, "Gimana menurut kalian?"
"Gue setuju sama ide Rosie, kayaknya tema flashback bakal lebih cocok. Kita juga belum pernah ambil tema itu kan sebelumnya?" kata Jovan menyuarakan pendapatnya.
Yang lain menganggukkan kepala bersamaan, menandakan persetujuan mereka atas ucapan Jovan.
"Okay ... karena kalian setuju dengan tema vintage, gue bakal ajukan ke pembina." Bilal menutup kembali spidol yang urung dia gunakan, "Selanjutnya gue akan bikin kelompok kepanitiaan. Kalian tulis nama kalian di kertas kecil, terus kumpulin ke depan. Gue akan tentukan lewat undian."
Semua anggota menuruti perintah Bilal, kemudian nama mereka diundi secara acak. Bak takdir, nama Bilal, Jovan, Leo dan Rosie ada dalam kelompok yang sama. Keempatnya bertanggung jawab atas koordinasi lapangan acara nanti.
"Karena tim sudah terbentuk, gue bebaskan kalian dalam hal rapat, rincian tugas, dan tanggung jawab masing-masing anggota. Gue cuma minta setiap ketua tim koordinasi ke gue secara rutin minimal dua hari sekali. Ada yang ingin ditanyakan?"
"Cukup!"
"Kalo gitu kalian boleh kumpul dengan tim masing-masing sekarang."
Begitu Bilal resmi memutup rapat, semua anggota membubarkan diri. Sebagian besar mereka menentukan tempat diskusi di luar kampus. Hingga tersisa Rosie dan ketiga teman kosannya.
"Jadi kita mau rapat di mana?" tanya Rosie saat melihat Bilal sudah merapihkan barang-barangnya.
"Gimana kalo kita ke café Kai aja?"
🏠🏠🏠
"Hah? Jadi café ini punya Bang Kai?"
Bilal menaikkan sebelah alisnya, "Gue kira lo udah tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indie Kos
General FictionDulunya Indie Kos adalah kosan khusus cowok, tapi sejak Mirza minta Ibu kos terima adik perempuannya bersama teman-temannya ngekos di sana. Indie Kos pun berubah jadi kosan campuran. Kabar baik itu disambut antusias oleh para penghuni cowok. Rocelin...