🏠 50. Malam Pengakuan

2.4K 308 170
                                    

Jovan jadi orang pertama yang memberitahu kepulangan Chandra di grup chat. Kabar itu lantas diterima baik oleh seluruh penghuni Indie Kos, mereka yang sedang berkegiatan di luar rela membatalkan jadwal hanya untuk memenuhi perintah Mirza dan Kenzo agar semuanya kumpul di ruang tengah kosan malam ini.

Sebagai tetua kosan, baik Mirza ataupun Kenzo sama-sama memiliki kewajiban untuk mencairkan perang dingin yang terjadi.  Dan di sinilah mereka berada.

Keheningan begitu memenuhi seisi ruangan, membuat sosok Bilal yang berisik sedikit risih. Semua orang menunduk, tak berani angkat suara sedikitpun. Bahkan untuk berdeham saja rasanya segan.

"Kita mau diem gini sampai pagi?" tanya Bilal yang tak kuasa menutup mulut lebih lama.

Kenzo berdeham sekali, ternyata dirinya ikut gugup sedari tadi, "Kalian tahu, kan, kenapa gue dan Bang Mirza ngumpulin kalian di sini?"

"Gue sama Kenzo bentar lagi lulus kuliah, gue nggak mau suasana canggung ini berlanjut sampai kita berdua wisuda." ucap Mirza tegas, dia menatap semua temannya satu per satu, "Makanya sekarang gue mau kita semua luruskan kesalahpahaman yang terjadi, terkhusus buat Chandra sama Dion."

"Bang Mirza tenang aja, salah satu alasan gue pulang karena gue sama Dion udah baikan."

"Serius, Bang?" tanya Rosie yang cukup terkejut dengan pernyataan Chandra barusan.

Cowok itu mengangguk membenarkan, "Dion nemuin gue secara personal buat minta maaf dan jelasin semuanya. Gue juga udah minta maaf atas insiden malam itu. Jadi semua udah clear." jelas Chandra pada semua temannya.

"Terus selama minggat, lo tidur dimana?" tanya Mirza mewakili pertanyaan teman-temannya selama ini.

"Gue nginep di rumah Akew."

"Oke! Gue minta siapapun yang punya rahasia di sini, tolong ungkapin sekarang. Gue nggak mau suatu hari rahasia itu terbongkar dan bikin kita slek lagi."

Sontak semua penghuni kosan saling lirik, mereka yang punya rahasia langsung gugup. Sedangkan yang tidak, langsung menyelidiki temannya satu-satu.

Kenzo melirik Jihan yang sedari tadi sudah menatapnya, mereka saling lempar pandang seolah mengerti dengan tatapan masing-masing.

"Gue!" Kenzo angkat tangan, membuat perhatian teman-temannya beralih padanya, "Gue mau bilang sesuatu ke kalian."

"Koko serius mau bongkar sekarang?"

Cowok itu mengangguk membenarkan, "Lagian Chandra sama Dion udah baikan, kan?"

"Bentar, ini kenapa jadi bawa-bawa gue sama Dion dah?" protes Chandra, benar-benar clueless dengan pembicaraan Kenzo dan Jovan.

"Gue udah mau ngumumin ini sejak awal, tapi suasana kosan lagi nggak mendukung makanya gue baru bilang sekarang." Kenzo melirik teman-temannya dan berakhir menatap Jihan yang ada di seberangnya.

"Gue sama Jihan udah officially."

"HAH?!"

"APA!"

"SERIOUSLY?"

Jihan tak menyangka respon teman-temannya akan se-lebay ini, apalagi Jeni. Gadis itu duduk di sebelahnya, berulang kali menggoyangkan pundak Jihan.

"Ih Teteh kok nggak cerita?" kesal Jeni.

"Iya, perasaan kita-kita selalu cerita ke Teteh." tambah Rosie.

"Lagian kalian kapan deketnya sih?" tanya Lilis pada Kenzo dan Jihan, pasalnya tak ada satupun penghuni kos yang sadar dengan kedekatan keduanya yang lebih dari sekadar 'teman kosan'.

Indie Kos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang