🏠 3. Sosok Jenita Sesungguhnya

4.7K 731 35
                                    

Gara-gara telat masuk kelas, Jeni bertekad bawa motornya dari kosan yang dulu. Dia mulai merutuki usulnya saat itu, alasan mereka berempat gak bawa kendaraan waktu pindah karena kata Mirza jarak Indie Kos memang gak terlalu jauh dari kosan mereka terdahulu.

"Lah, motor Lilis kok gak ada?" Jeni mengerutkan dahi saat menyadari motor ninja hijau tak ada di garasi.

"Eh, Neng Jeni. Mau ngambil motor, ya?"

Jeni berbalik lalu tersenyum ramah, "Iya, Bu. Ngomong-ngomong, motor Lily kok gak ada Bu?"

"Udah dibawa sama yang punya pagi tadi."

"Si geblek, kagak ngajak-ngajak ngambil motor." gumam Jeni sembari mengeluarkan motornya dari garasi.

"Kalau motor Neng Jihan mau dibawa kapan?" tanya Ibu kos saat Jeni menghentikan motornya di sisi wanita paruh baya itu.

"Sore kayaknya, Teh Jihan masih ada kelas." Jeni men-starter motornya, "Jeni duluan, ya, Bu."

Belum sempat Ibu kos menjawab, panggilan seseorang lebih dulu menyela. Seorang gadis berlari ke arah Jeni terburu-buru.

"Jen, lo ada kelas gak?" dia Naomi, kakak tingkat sekaligus roommate Jeni saat masih ngekos di sana.

"Enggak sih, ini mau langsung pulang."

"Plis anter gue ke resto depan bentar, gue ada janji sama orang penting." Naomi memasang wajah memelas, mengingatkan Jeni pada dirinya beberapa jam lalu saat merayu Kai untuk mengantarnya ke kampus.

"Yaudah naik." Jeni langsung menjalankan motor saat Naomi sudah duduk di belakangnya.

Tak butuh waktu lama mereka sampai, karena jarak resto yang dituju memang dekat dan Jeni sengaja menaikkan kecepatan motornya, takut kakak tingkatnya itu benar-benar terlambat.

"Makasih banget, Jen. Kalau lo gak sibuk, tunggu bentar di dalam. Gue mau traktir lo sekalian ada yang mau gue curhatin."

Dengan senang hati Jeni menerima ajakan tersebut, selain karena memang tak ada yang dikerjakan, makanan di resto depannya terkenal enak-enak. Harganya yang tak masuk di kantong mahasiswa, membuat Jeni tidak pernah sekalipun menikmati makanan-makanan itu.

Jeni memilih meja dekat kaca resto setelah memarkirkan motornya, dia melirik Naomi yang tengah menjelaskan berkas-berkas yang dibawanya dengan seksama. Raut wajah gadis itu memang selalu berubah serius tiap kali ambisius pada suatu hal.

Sambil menunggu, Jeni memeriksa daftar menu yang ada di meja. Selera makannya kian meningkat begitu melihat deretan foto menu di resto itu, gadis itu menggelengkan kepala lalu memutup menu. Dia harus menahan diri sampai Naomi beres dengan urusannya.

Jeni pun beralih membuka room chat grup cewek-cewek.

The Girls 💅

Jenitamp : Si Lilis bener-bener keterlaluan Teh @jihanputri

Jenitamp : Masa ngambil motor gak bilang-bilang coba

Lilisyah : Gue buru-buru Jen, ada kelas pagi

Lilisyah : Gak sempet bilang

Jenitamp : Au ah

Jenitamp : Gara-gara lo gue terpaksa menjatuhkan harga diri depan Kai

Lilisyah : Lo disuruh bugil depan dia?

Jenitamp : Kagaklah! Gila aja lo!

Lilisyah : Nah, yg penting gak sampe melenceng dari norma susila kan?

Indie Kos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang