🏠 45. Kacau Balau

2.2K 327 174
                                    

Peringatan : Sebelum baca chapter ini, kalian harus tarik napas dalam-dalam terus buang perlahan, siapkan hati kalian. Baca dengan kondisi nyaman biar lebih menghayati. Selamat membaca🤗

🏠🏠🏠

Tak terasa sudah seminggu Rosie di rawat inap, tidak ada satupun anak kosan yang tahu keberadaannya karena Dion menutup akses komunikasi dengan alasan Rosie harus fokus sembuh sebelum ponselnya dikembalikan.

Rosie pun tahu jika sang Ibu sudah menyeritakan sakit yang dideritanya hingga Dion semakin posesif. Waktu di kosan Dion juga posesif, tapi tak pernah ditunjukan secara gamblang seperti sekarang. Dion bahkan tidak segan menyuapi Rosie di depan suster yang bertugas mengecek kondisinya tiga jam sekali.

"Ngelamunin apa?" tanya Dion setelah keluar dari toilet.

"Abang nggak kangen pulang ke Indie Kos gitu?" Rosie balik bertanya setelah Dion duduk di kursi dekat ranjang.

"Enggak terlalu. Kan, keluarga Abang di sini semua."

"Tapi Nada kangen, mau pulang ke Indie Kos. Lagian udah seminggu Nada bolos kuliah, Nada nggak mau ketinggalan banyak kelas terus telat lulus."

"Kamu yakin udah kuat masuk kuliah?"

"Yakin seratus persen, Bang."

Melihat kesungguhan itu membuat Dion menuruti keinginan adiknya, dia bergegas mengurusi kepulangan Rosie sekaligus menghubungi sang Ibu.

Diantara semua penghuni Indie Kos, sosok Chandra yang paling Rosie rindukan. Cowok itu jadi alasan utama Rosie memaksakan diri pulang ke kosan.

Karena ponselnya disita, Rosie tak bisa menghubungi sang pacar. Entah apa yang dipikirkan Chandra tentang kepergiannya yang terkesan mendadak selama seminggu ini. Apapun itu, Rosie harap bukanlah prasangka buruk.

"Sudah sampai." ucapan Dion membuyarkan lamunan Rosie.

Gadis itu menatap garasi kosan yang sudah lama tak terlihat, Rosie baru sadar sepanjang perjalanan tadi dia melamun, membayangkan reaksi apa yang akan diberikan Chandra saat mereka bertemu nanti.

"Nada nggak mau turun?" tanya Dion sekali lagi, hari ini adiknya memang banyak melamun.

"Mau, tapi Nada gugup."

Dion tertawa kecil sembari menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangan Rosie, "Kok gugup?"

"Nada bingung harus jawab apa kalo anak-anak kosan tanya kenapa kita bisa datang bareng."

"Jawab jujur aja, lagian Abang udah capek nyembunyiin adik sendiri."

Tiba-tiba mata Rosie berbinar, "Jadi Nada boleh kasih tahu orang-orang kalo kita adik kakak?"

Melihat Dion mengangguk, membuat kebahagiaan Rosie berlipat ganda. Gadis itu bergegas keluar mobil untuk menghampiri teman-temannya di dalam kosan.

Namun langkah itu harus berhenti ketika berhadapan dengan Chandra di depan pintu, wajahnya datar, rahangnya mengeras seolah menahan emosi yang memuncak.

Rosie tersenyum, mengira bahwa Chandra marah karena dirinya menghilang tanpa kabar.

"Bang Chandra marah, ya, gue pergi nggak bilang-bilang?"

"Pikir aja sendiri."

"Sorry, Bang. Gue udah mau ngabarin lo, tapi——"

"Sumpah Chie, gue nggak nyangka lo setega ini sama gue." sela Chandra begitu  saja, membuat Rosie mengerutkan keningnya.

Indie Kos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang