Jihan dan Kenzo jadi satu-satunya pasangan beruntung yang diperbolehkan tinggal di Indie Kos. Setelah berunding dan mendapat persetujuan Bu Marni, tak ada satupun yang iri dengan keputusan itu.
Lagipula kasusnya berbeda, Jihan dan Kenzo tidak benar-benar tinggal satu atap.
"Wihh udah rapih aja, Ko. Mau kemana?" tanya Chandra setelah melihat Kenzo masuk dari pintu belakang dengan penampilan rapih.
Saking rapihnya, Chandra kira Kenzo ada rapat di tempat magangnya.
"Ada acara makan malam." Kenzo merapihkan sedikit kerah kemejanya, "Lo lihat Jihan, nggak?"
Chandra menggelengkan kepala, "Makan bareng Jihan?"
"Iya, sama keluarganya juga."
"Gilaa, gercep banget Abang gue satu ini."
Kenzo hanya bisa terkekeh geli mendengar perkataan Chandra, lalu tak lama terdengar suara heels dari lantai dua. Keduanya menoleh untuk mendapati sosok Jihan turun, tubuhnya terbalut gaun putih elegan, tas dan heels-nya pun berwarna senada.
Chandra bersumpah itu adalah penampilan Jihan paling cantik, dia menyenggol pundak Kenzo.
"Cantik bener pacar lo, Ko."
Kenzo mengangguk setuju, "Jelas."
Jihan yang sejak tadi jadi bahan tontonan mendadak minder, "Ada yang salah?"
"Enggak, Ji. Lo udah cantik kok." celetuk Chandra.
Jihan tidak puas, dia menatap pacarnya yang justru hanya tersenyum sembari mengulurkan tangan, "Kita berangkat sekarang?"
Walau sedikit sebal dengan respon Kenzo, Jihan tetap membalas uluran tangan itu. Kenzo pun pamit pada Chandra lalu membawa pacarnya menuju mobil.
Jihan yakin tidak ada satupun perempuan yang tidak senang dipuji atas kerja kerasnya, Jihan sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk penampilannya malam ini. Tetapi Kenzo masih belum memberi tanggapan apa-apa bahkan sampai mobil ikut memadati jalan Jakarta.
Mendadak kepercayaan diri Jihan turun, dia membuka kamera depan ponselnya. Sedikit merutuki diri sebab memilih potong poni sendiri, akibatnya poni Jihan terlalu pendek beberapa centi di atas alis.
"Harusnya tadi nggak usah potong poni." gumam Jihan lebih pada dirinya, namun Kenzo ikut mendengar.
Cowok itu menoleh sekilas, "Lho kenapa? Lucu tahu."
"Tapi ini kependekan."
"Gapapa, aku tetap suka."
Jihan mengunci ponselnya lalu mencondongkan tubuh ke kursi pengemudi, "Oh ya? Kirain nggak suka, soalnya cuma Bang Chandra yang bilang aku cantik tadi."
"Aku juga bilang kamu cantik kok."
"Masa?"
"Tapi dalam hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indie Kos
General FictionDulunya Indie Kos adalah kosan khusus cowok, tapi sejak Mirza minta Ibu kos terima adik perempuannya bersama teman-temannya ngekos di sana. Indie Kos pun berubah jadi kosan campuran. Kabar baik itu disambut antusias oleh para penghuni cowok. Rocelin...