🏠 28. Kesempatan dalam Kesempitan

2.7K 427 149
                                    

Leo membawa beberapa lembar rekam medis pasien yang dia tangani ke resepsionis, dia harus menyerahkan selembaran itu untuk dokumen pribadi rumah sakit.

"Suster Murni, ini berkas rekam medis pasien kemarin." ucap Leo sembari menyerahkan kertas-kertas itu pada suster Murni yang hari ini jaga.

"Oke, dok. Saya terima dokumennya."

"Tugas sendiri, sus?" tanya Leo saat menyadari wanita yang beberapa tahun lebih tua darinya sendirian di area resepsionis.

"Enggak, saya tugas sama suster Ria. Kebetulan dia lagi ada jadwal pemeriksaan pasien."

Tepat setelah itu, orang yang mereka bicarakan datang dengan wajah sendu.

"Kenapa, Ri? Perasaan tadi berangkat ke sana wajahnya masih ceria, kok sekarang malah sedih?"

"Gimana gak sedih, gue tadi dapat kabar dari Kakaknya Laga kalo dia gak jadi ke rumah sakit karena sibuk." suster Ria mengusap wajahnya frustasi, "Coba aja lo lihat wajah Laga tadi, dia kecewa gara-gara Kakaknya batal ke rumah sakit lagi."

"Kasian banget Laga, padahal udah hampir sebulan Kakaknya gak ke rumah sakit."

"Itu dia! Gue tadi hampir nangis lihat Laga minta istirahat setelah diperiksa, padahal di saat-saat kayak gini tuh dia butuh banget support system dari keluarga." suster Ria menghembuskan napas berat, "Mana Laga seumuran anak gue lagi."

Tadinya Leo tak berniat mendengarkan pembicaraan dua suster itu, tapi nama Laga berhasil menarik atensinya. Cowok itu berdeham pelan.

"Permisi, sus. Kalo boleh tahu, emang kerja Kakaknya Laga apa?"

Pertanyaan Leo langsung menyadarkan kedua suster itu jika ada orang lain yang mendengar perbincangan mereka sejak tadi.

"Suster juga, dok." jawab suster Ria.

"Eh, tapi saya punya teman yang kerja di rumah sakit tempat Kakaknya Laga kerja. Dan dia bilang gak ada suster yang namanya Adiba di sana." sela suster Murni.

"Oh iya? Berarti selama ini dia bohongin adiknya, dong?" ujar suster Ria yang baru mengetahui fakta baru tersebut.

"Ya nggak tahu juga, mungkin Adiba tadinya kerja di sana tapi dipindahtugaskan."

"Tapi dia masih pakai seragam dari rumah sakit itu, masa dipindahtugaskan gak dikasih seragam baru?"

"Lah, iya juga ya?"

"Adiba dan pekerjaannya itu misterius banget, jadi penasaran pekerjaan asli dia apaan."

Suster Murni mengangguk membenarkan, "Pekerjaan apa yang sibuknya ngalahin anggota dewan? Mereka aja bisa jenguk keluarganya yang sakit, masa Adiba gak bisa?"

Leo tak ikut menanggapi, pikirannya kacau oleh banyaknya kemungkinan yang bisa saja terjadi. Fakta bahwa Adiba bukanlah suster seperti yang dikira adiknya menambah keyakinan Leo pada salah satu kemungkinan.

Apa benar Adiba kerja sebagai pramutama bar?

🏠🏠🏠

Sejak drama Rosie dipermainkan oleh lelaki berengsek bernama Marko, Chandra mendadak berubah.

Pertama, Chandra jadi sering mengingatkan Rosie pulang tepat waktu jika tak ada kegiatan lain di kampus.

Kedua, Chandra sering menanyakan aktivitas Rosie kepada teman-temannya yang kebetulan satu kelas dengan gadis itu.

Ketiga, Chandra mewanti-wanti Rosie untuk bilang jika ada cowok yang mengajaknya kenalan. Walaupun notabene-nya mereka satu kelas, karena Chandra akan memeriksa lebih dahulu latar belakang dan riwayat asmara cowok tersebut sebelum memperbolehkan Rosie berkenalan lebih jauh.

Indie Kos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang