🏠 46. Canggung

2.1K 300 116
                                    

Jihan menarik tangan ke atas, merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku setelah tidur singkat kemarin.

Sepulang dari kantor polisi, Jihan tak langsung tidur. Dia mampir ke kamar Jeni dan menghabiskan malam dengan bertukar pandangan terkait masalah Dion, Rosie, Chandra, Lilis dan Satya yang terjadi secara bersamaan. Sebagai teman, mereka sangat terkejut. Tak menyangka jika Indie Kos menyimpan rahasia besar yang mampu menggoncang kerukunan para penghuninya.

Setelah mengikat rambutnya asal, Jihan membuka pintu kamar dan dibuat terkejut saat melihat Dion berdiri di pintu kamar Rosie.

Cowok itu mengetuk-ngetuk pintu tersebut "Nada ... sarapan dulu yuk. Abang udah bikin toast."

Refleks Jihan bergidik geli, walau sudah tahu faktanya tapi dia tetap merasa asing dengan kedekatan kedua Kakak beradik itu. Pasalnya Dion adalah orang paling cuek dan dingin kepada Rosie, bahkan sejak awal mereka pindah ke Indie Kos.

Gadis itu bergegas pergi ke dapur untuk membuat sarapan, namun ternyata sudah ada Jeni dan Lilis yang sarapan toast buatan Dion.

"Sarapan dulu, Teh." ujar Jeni begitu melihat Jihan mendekat.

"Ini buat gue, Jen?"

"Iya, Bang Dion sengaja bikin buat kita-kita."

"Emang yang lain pada kemana?" tanya Jihan setelah sadar suasana kosan sepi.

"Udah pada punya jadwal sendiri kayaknya, gue bangun kosan udah sepi."

Jihan hanya mengangguk paham lalu duduk di kursi depan Jeni, dia sempat melirik Lilis yang fokus memakan toast sembari mengotak-atik ponsel. Tidak melirik keberadaan Jihan atau Jeni sedikitpun.

Mereka sedang menikmati menu sarapan ketika Dion dan Rosie datang bergabung. Menambah suasana canggung di meja makan.

Sejak kejadian semalam, baik Dion, Rosie, Lilis ataupun Satya tak ada yang mau buka suara menjelaskan kejadian sebenarnya. Keempatnya kompak masuk kamar dan meninggalkan teman-temannya dengan rasa penasaran. Hingga pagi ini pun mereka masih bungkam, membuat suasana kosan semakin kaku dan dingin.

Di tengah sarapannya, Jihan membuka chat dengan Jeni.

Jihan Putri : Jen lo ngerasa canggung gasihh?

Jenitamp : Bangetttttt

Jenitamp : Ini kita kayak lagi makan sama presiden korut anjir

Jihan Putri : Gw nyesel turun ke bawah

Jihan Putri : Tau gitu mending skip sarapan aja

Jenitamp : Trs gw terjebak di sini sendiri?

Jenitamp : Big no!

Jihan Putri : Ya terus ini gimana?

Jihan Putri : Gw capek perang dingin gini

Jenitamp : Emg Teteh udh berani nanya Rosie ama Lilis?

Jihan Putri : Belum :')

Jenitamp : Sama gw juga

Jihan Putri : Gmna klo kita tunggu beberapa hari lagi? Mungkin mereka masih butuh waktu buat introspeksi diri

Jenitamp : Iya juga sih...

Percakapan pun berakhir, Jihan dan Jeni kompak menaruh ponsel di meja lalu saling bertukar pandang.

Berharap perang dingin ini segera berakhir.

Karena walau baru sehari, mereka tetap merasa kehilangan.

🏠🏠🏠

Ayunda terkejut melihat keberadaan Kai di ruang tengah sepagi ini, biasanya cowok itu pulang ke Bogor jika disuruh atau ketika libur semester saja.

Indie Kos Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang