"Ayolah Kai, please ...."
"Ogah Sat, gue masih capek gara-gara nyuci tadi. Ajak yang lain aja."
Satya menghembuskan napas entah yang keberapa kali, malam ini dia ingin main PS, tapi belum juga menemukan lawan. Chandra dan Bilal sedang keluar, Jovan dan Mirza sedang ada tugas, Leo sudah tidur duluan, dan Kai barusan menolak ajakannya. Jika dia mengajak Dion dan Kenzo sama saja bunuh diri, karena keduanya pasti menyuruh Satya mengerjakan hal yang lebih bermanfaat atau yang paling buruk sampai menyita fasilitas PS.
Tidak, tidak!
Satya harus mencari lawan yang lain, dia duduk di sofa sembari membuka daftar kontaknya. Berharap ada seseorang yang bisa diajak tanding.
"Assalamualaikum, ahli kubur." Satya menoleh, ternyata Lilis yang mengucapkan salam kurang ajar itu. Harusnya bisa ditebak, sih.
"Eh Lis, lo ngapain habis ini?" tanya Satya begitu Lilis duduk di sebelahnya.
Anak-anak lantai dua memang sering istirahat sebentar di sofa untuk mengumpulkan tenaga sebelum ke kamar masing-masing.
"Mau tidur, nape?"
"Main PS kuyy, udah lama juga kita gak tanding."
"Males ah, lawannya gak setara."
"Dih sombong lu. Ayok tandingin dulu baru boleh bacot."
"Ada reward-nya gak nih? Kalo gak ada gue males."
Satya memutar bola mata jengah, "Mau apa?"
"Mekdi leh uga."
Satya pun membuka aplikasi ojek online, memesan paket komplit chicken, burger, eskrim, nugget, kentang goreng beserta minumannya. Tak apalah, hitung-hitung bayar orang buat jadi lawannya malam ini.
Sembari menunggu pesanan datang, Satya bertugas memasang alat-alat PS. Sedangkan Lilis memperhatikan sembari memainkan ponselnya.
Emang akhlak obseo tuh anak, batin Satya.
"Widihh, ini PS5 original?" tanya Lilis takjub sembari memperhatikan PS5 dari dekat.
"Yaiyalah, emang ada barang KW di Indie Kos?"
Lilis menggeleng, dipikir-pikir betul juga. Indie Kos adalah satu-satunya kosan yang berani menyediakan fasilitas lengkap dengan merk ternama. Mulai dari TV, kulkas, mesin cuci, hingga PS pun semuanya keluaran terbaru.
Lilis jadi penasaran juga, sekaya apa Bu Marni sampai mampu membangun kosan ini?
"Main apa kita?"
"Katanya mau tanding, berarti NBA 2021 aja."
"Oke."
Kemudian keduanya pun duduk di posisi masing-masing.
🏠🏠🏠
Rosie baru saja akan menutup gerbang kosan saat seorang pria berjaket hijau memanggilnya;
"Mbak, ini benar rumah Satya Wijaya?"
"Oh iya benar, Pak."
"Ini pesanan Mas Satya."
"Oh, oke." Rosie menerima dua kresek berlogo salah satu brand makanan cepat saji, "Udah dibayar belum, Pak?"
"Sudah, Mbak." pria paruh baya itu pamit pergi, lalu Rosie kembali menutup gerbang. Dia sedikit kesulitan karena masih menenteng kresek pesanan Satya.
"Bang Satya! Paket!"
Satya melirik Rosie sekilas, "Eh nyampe juga pesanannya, thanks Chie."
"Pesen apa, sih, Bang. Banyak banget." Rosie menaruh dua kresek itu di atas meja ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indie Kos
General FictionDulunya Indie Kos adalah kosan khusus cowok, tapi sejak Mirza minta Ibu kos terima adik perempuannya bersama teman-temannya ngekos di sana. Indie Kos pun berubah jadi kosan campuran. Kabar baik itu disambut antusias oleh para penghuni cowok. Rocelin...