Ayunda : P
Ayunda : P
Ayunda : Dion
Ayunda : Ayanggg
Dion Angkasa P : Berisik
Ayunda : JAHAT!
Ayunda : Percuma kita pacaran klo lo masih cuek
Dion Angkasa P : Knp lagi?
Ayunda : Gw bosen di rumah
Ayunda : Kita jalan-jalan yuk, kemana kek gitu
Ayunda : Cuma keliling Jakarta doang gw mau kok
Dion Angkasa P : Males, ngabisin bensin
Dion Angkasa P : Lagian Jakarta macet jam segini
Ayunda : Perhitungan bgt sih jadi cowok
Tanpa sadar Dion terkekeh geli, membayangkan wajah bete Ayunda saja sudah membuatnya bahagia. Cowok itu membuka kulkas yang memang jadi tujuannya sebelum teralihkan oleh chat Ayunda.
"Kosong gini." gumam Dion, dia menutup pintu kulkas dan melempar pandang pada adiknya yang asyik nonton TV di sofa ruang tengah rumah.
"Ibu mana, Nad?"
Rosie sempat menoleh sebelum kembali menonton, "Tadi, sih, pamitnya ke pengajian Ibu-Ibu komplek."
"Mau ikut belanja bulanan nggak?"
"MAU!!!"
Dion hanya menggeleng maklum ketika Rosie berlari kecil ke kamarnya, dia kembali membuka room chat dengan Ayunda.
Dion Angkasa P : Mau ikut gak?
Ayunda : Kemana?
Dion Angkasa P : Belanja bulanan, sama Rosie tapi
Dion Angkasa P : Gpp?
Ayunda : Gapapalah
Ayunda : Gw siap-siap dlu, klo udh sampe depan chat aja
Dion Angkasa P : Emg gw bilang mau jemput?
Ayunda : Ish Dion!
Dion Angkasa P : Iya iya
Dion Angkasa P : Sejam 30 menit
Dion Angkasa P : Lebih dari itu gw tinggal
Ayunda : Dasar Kim Jong Un!
🏠🏠🏠
Sudah seminggu sejak Bilal pindah ke London, itu artinya sudah seminggu pula Dion dan Ayunda menjalin kasih. Tak banyak yang berubah, Dion masih jadi sosok cuek yang pernah Ayunda kenal. Mungkin sisi cowok itu yang mulai menerima bawelnya Ayunda yang jadi pembeda sebelum dan sesudah mereka pacaran. Dion sudah terbiasa menghadapi kebawelan pacarnya.
"Yon, di rumah lo wajib banget stok sosis ini. Enak tahu buat nyemil."
Dion hanya bisa menggeleng takjub melihat Ayunda memasukkan banyak sosis ke dalam keranjang dorongnya, ditambah Rosie juga sibuk memasukkan es krim berbagai macam rasa.
Mengajak Ayunda dan Rosie belanja bulanan bersama ternyata bukan keputusan yang bijak.
"Ini kalian mau buka warung atau gimana?" tanya Dion setelah keduanya mengisi hampir setengah keranjang, "Nada, pilih satu rasa aja. Dan lo, Yu. Taruh lagi sosis-sosisnya ke tempat semula."
"Tapi ini enak."
"Yaudah, satu dus aja. Nggak boleh lebih."
Kedua perempuan itu cemberut kesal, walau begitu mereka tetap mengikuti perintah Dion. Cowok itu pun mengeluarkan ponsel dan mengirim daftar belanjaan pada Rosie dan Ayunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indie Kos
Fiksi UmumDulunya Indie Kos adalah kosan khusus cowok, tapi sejak Mirza minta Ibu kos terima adik perempuannya bersama teman-temannya ngekos di sana. Indie Kos pun berubah jadi kosan campuran. Kabar baik itu disambut antusias oleh para penghuni cowok. Rocelin...