Ayunda membetulkan topi bundarnya yang diterpa angin sore. Melihat lagi pantulan wajahnya dari kaca mobil di sebelah, mobil seseorang yang kehadirannya sudah Ayunda tunggu sejak tadi.
Kerena kemarin Ayunda tak berhasil menemui Dion, gadis itu nekat minta diantar pulang hari ini. Dia takut kesempatannya terlewat lagi, makanya Ayunda memutuskan menunggu Dion di parkiran langsung.
Senyum gadis itu perlahan mengembang saat sosok yang ditunggu terlihat, Ayunda merapihkan sedikit rambutnya sebelum Dion tiba.
"Hai." sapanya ramah.
"Ngapain lo di sini?"
"Nungguin lo."
"Buat?"
"Gue mau nebeng pulang. Lo mau, kan, anterin gue?"
"Gausah aneh-aneh." Dion menekan kunci mobilnya sebelum masuk, "Gue balik bareng Jovan."
"Ya tapi, kan, mobil lo masih luas."
"Gue lagi nggak mau direpotin. Bisa?"
Ayunda menurunkan kedua sudut bibirnya, nada bicara Dion datar, artinya cowok itu benar-benar tidak bisa diganggu. Terpaksa Ayunda pulang sendiri, pesan taksi online pun harus di depan gerbang karena kendaraan selain milik mahasiswa dan dosen tak bisa masuk ke halaman kampus.
Dion menatap datar kepergian Ayunda, dia tak bermaksud menyakiti hati cewek itu. Dion hanya sedang banyak pikiran dan tak ingin diganggu siapapun.
Drrtt ... drrtt ... drrtt ....
Dion merogoh saku celana, ponselnya bergetar lama menunjukkan ada panggilan masuk dari seseorang.
"Halo, Van."
"Dimana lo?"
"Ini gue baru keluar, otw ke fakultas lo." Dion loudspeaker panggilan tersebut lalu menaruh ponselnya di dashboard.
"Oh oke, gue nunggu di tempat biasa."
"Sip."
"Btw jangan lama-lama."
"Udah numpang, request lagi."
Jovan tertawa di seberang sana, "Gue udah terlambat ke radio. Terus nanti gue harus——"
"Bentar deh, Van." intrupsi Dion.
"Kenapa?"
"Gue lihat Ayunda di gerbang fakultas."
"Terus?"
"Dia ditarik paksa dua orang."
"Dua orang siapa?"
"Gatau, mereka pake baju hitam terus badannya gede-gede."
Suasana sempat hening, Dion menghentikan mobilnya dan tersentak kaget ketika Jovan teriak;
"ANJIRLAH! ITU AYU DICULIK BEGO!!!"
Spontan Dion keluar dari mobil, meninggalkan panggilan telpon dimana Jovan panik dan bawel menanyakan keadaan di sana. Tapi tak ada jawaban sama sekali.
"Gue nggak mau! Lepasin nggak!" teriak Ayunda.
Dion langsung menarik Ayunda agar berlindung di balik punggungnya. Ayunda melirik Dion yang memasang wajah cemas.
"Lo gapapa?" tanya Dion tanpa menoleh.
"Iya gapapa." Ayunda meremas ujung baju Dion, "Please, Yon, tolongin gue."
"Lo siapa? Berani-beraninya ikut campur urusan gue." ucap pria berkumis, salah satu dari penculik itu.
"Kalo urusan lo bersangkutan sama Ayunda, berarti itu urusan gue juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Indie Kos
General FictionDulunya Indie Kos adalah kosan khusus cowok, tapi sejak Mirza minta Ibu kos terima adik perempuannya bersama teman-temannya ngekos di sana. Indie Kos pun berubah jadi kosan campuran. Kabar baik itu disambut antusias oleh para penghuni cowok. Rocelin...