21. Teman Baru

619 27 39
                                    


"Senja yang indah tidak akan bisa Aksa dari luasnya Cakrawala yang biru."

HAPPY READING ❤️

Setelah mengantarkan Senja pulang Langit langsung pergi menuju rumah Ezra, sudah lebih dari satu minggu ia menginap di rumah Ezra dengan alasan bahwa Erick papanya masih berada di rumah. Ezra yang juga baru saja sampai di rumahnya langsung berjalan masuk ke dalam bersama, keduanya tidak mengetahui bahwa Papa Ezra sedang berada di rumah.

"Papa," ucap Ezra saat melihat Samuel yang sedang duduk di bangku ruang tamu.

"Hai boy, and hai Langit." sapa Samuel pada putranya dan juga Langit

"Hai Om," ucap Langit sambil tersenyum.

"How was today's match? Did you guys win?" tanya Samuel pada keduanya

"went well and we won." jawab Ezra, ia tau bahwa Papanya sedang berbasa-basi dengannya.

Samuel terus menatap Langit lalu menatap Ezra secara bergantian, ia meminta penjelasan mengapa Langit berada di rumah mereka?

"Ezra ada urusan dengan Langit lalu ngajak dia untuk menginap disini." ucap Ezra berbohong pada Papanya, tidak mungkin kan kalau ia harus mengatakan sebenarnya.

"Oh begitu." ucap Samuel sambil mengangguk kecil

"Papa mau ngomong sama kamu sebentar," ucap Samuel dan berjalan lebih dulu meninggalkan Ezra di belakangnya.

"Lo naik aja dulu," ucap Ezra pada Langit. Ia pun langsung berjalan menyusul Papanya

Langit berjalan menaiki tangga menuju ke arah kamar Ezra, sesampainya disana ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur king size milik Ezra. Sebenarnya ia begitu rindu dengan kamarnya hanya saja ia malas sekali jika pulang harus bertemu dengan Papanya.

Langit langsung beranjak dari tempat tidur untuk bersih-bersih terlebih dahulu, mana mungkinkan ia istirahat dengan menggunakan pakaian yang sudah dipenuhi dengan keringat seperti ini.

Malam pun tiba Langit memutuskan untuk pulang ke rumahnya lagian juga tidak enak berlama-lama di rumah Ezra, Langit turun dari kamar Ezra dapat dilihat bahwa Samuel dan Ezra sedang berada di meja makan. Sebelum ia benar-benar keluar dari rumah Ezra, Langit berpamitan lebih dulu.

"Aden makan malam aja dulu disini," ajak bibik pembantu di rumah Ezra.

"Kemarilah Langit kita makan malam bersama," kini Samuel lah yang mengajak Langit.

"Tidak usah Om, terimakasih. Saya mau berpamitan untuk pulang saja ke rumah." pamit Langit pada Samuel

"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan." ucap Samuel membuat Langit mengangguk kecil lalu pergi dari sana

Dalam perjalanan pulang Langit berhenti sebentar ke mini market terdekat untuk membeli satu bungkus rokok, Langit pun melanjutkan perjalanannya. Ia pun telah sampai di depan halaman rumah besar milik keluarganya. Langit menarik nafasnya lalu membuangnya secara kasar, ia pikir pintunya terkunci ternyata tidak ia pun langsung masuk tanpa mengucapkan salam.

Baru saja ingin menaiki anak tangga yang membawanya ke kamar, suara bass yang berasal dari ruang tamu membuat langkahnya terhenti.

"Kenapa baru pulang?" tanya si pemilik suara bass

Langit tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Erick, ia pun menaiki anak tangga tanpa menghiraukan Erick Papanya.

"Begini etika kamu terhadap orang tua kamu Langit! Mama kamu pasti sedih di atas sana melihat putra kesayangannya berperilaku seperti seorang yang tidak memiliki etika." ucapan Erick membuat Langit langsung melihat ke arahnya

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang