54. Labirin di akhir ending

733 16 0
                                    

HAPPY READING ❤️

54. Labirin di akhir ending

Rumah sakit saat ini penuh dengan teman-teman Langit, Senja yang bersama mereka tak henti-hentinya menangis. Ia terus menangis sejak berada bersama di dalam ambulans yang membawa Langit hingga kini Langit sudah di tangani oleh Dokter, Senja terus merapalkan doa-doa agar Langit tetap bisa bertahan dengan kondisi yang cukup membuat hati Senja seperti tercabik-cabik di buatnya.

Senja terus mondar-mandir didepan pintu UGD yang menangani Langit, ia tak tenang, hatinya resah melihat sang dokter didalam sana menampakkan wajah khawatir terhadap kondisi Langit.

"Sen, ini lo minum dulu, yok duduk dulu, gue udah nelponin orangtuanya Langit sama temen-temen kita yang lain." ucap Jay, ia menyodorkan sebotol air mineral dan membawa Senja untuk duduk dikursi yang memang disediakan disana.

"Langit," ucap Senja menatap sendu kearah Jay. "Gue takut dia kenapa-napa, kenapa dia nekat banget sihh!!" lanjut Senja yang kembali menangis dan itu membuat teman-teman Langit yang berada disana iba menatapnya.

Hingga dari masing-masing mereka, baik Senja dan teman-teman Langit, mereka juga semakin resah ketika melihat salah seorang suster yang keluar dari UGD dengan tergesa-gesa.

"Maaf Sus, gimana keadaan teman saya?" tanya Ryan, ia bangun mewakili Senja yang tak berdaya lagi untuk menanyakan keadaan Langit.

Senja menatap tak suka kepada sang Suster jikalau saja jawaban yang ia dengar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Apakah anda dengan keluarga pasien, pasien mengalami luka dalam yang cukup serius dan harus melakukan pengoperasian sesegera mungkin." ucap suster tersebut membuat Senja semakin lemah dan mulai menatap Langit dari kejauhan.

"Mohon salah seorang dari kalian ikut dengan saya untuk mengurus data pasien," ucap suster itu membuat Jay yang mengikuti suster tersebut.

Kini tak selang beberapa detik Jay menguruskan kepentingan itu, Langit langsung dibawa keluar untuk menuju keruang operasi, Senja yang melihat ranjang milik Langit mulai didorong keluar dengan perasaan campur aduk Senja mendekat ke ranjang Langit sembari terus mengelus pelan ke tangan Langit.

"Langit, aku mohon kamu harus kuat dan bertahan, aku yakin kamu bakalan bisa sembuh dan kembali sama aku lagi Langit." Senja kembali menangis menatap wajah tampan Langit dari balik masker oksigen yang bertengker diwajahnya.

*****

Operasi yang dijalani Langit akhirnya telah selesai beberapa menit yang lalu, kini Senja sedang berada di dalam ruangan milik Langit. Senja terus mengelus tangan Langit berharap laki-laki ini bangun dan membuka matanya, teman-temannya yang lain saat ini sedang berada di luar ruangan memberikan waktu untuk Senja.

"Ezra bener-bener brengsek, anjing!" ucap Darren dengan penuh emosi

"Gue juga gak nyangka kalau dia bakalan berkhianat sama kita," ucap Arjuna yang juga ikut emosi.

"Gak usah terlalu dipikirkan, yang kita pikirkan saat ini adalah kondisi Langit." ucap Ryan yang mencoba menenangkan suasana "gimana Jay, Om Erick udah bisa dihubungi?"

"Udah, beliau dalam perjalanan ke Jakarta." jawab Jay yang baru saja menelpon orang tua Langit

Dari arah yang tak berjauhan seorang laki-laki berjalan dengan cepat ke arah mereka, Fajar, laki-laki itu adalah Fajar. Setelah mendapat kabar dari salah satu temannya Langit, ia langsung bergegas ke rumah sakit.

"Gimana operasinya lancar? Sorry gue baru bisa kesini." tanya Fajar pada Reza, laki-laki itu langsung berdiri menepuk pundak Fajar.

"Alhamdulillah operasinya lancar, lo tenang aja Jar semua bakalan baik-baik aja." ucap Reza yang mencoba menenangkan Fajar

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang