''Disini kita semua itu keluarga, susah senangnya kita sama-sama, jadi jangan pernah berpikir bahwa kita ini hanya sebatas teman tongkrongan. Kita ini semua KELUARGA, ingat itu.''~ BLACKLION ~
HAPPY READING!!!
Belum sempat sang Oma menjawab pertanyaan Langit, Ridwan Nugroho pemilik nama tersebut adalah Eyang Langit. Ridwan langsung berjalan mendekat ke arah cucu dan istrinya.
"Assalamualaikum." ucap Ridwan sang Eyang
Langit dan Omanya Ningrum mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara, dengan perasaan senang Langit berlari ke arah sang Eyang dan memeluknya.
"Waallaikumsallam!" jawab Langit dalam pelukan hangat sang Eyang
"Sudah begitu besar kau sekarang," ucap sang Eyang sambil melepaskan pelukannya untuk melihat cucu sematawayangnya.
"Tentu, tidak mungkinkan kalau Langit akan kecil terus," ucap Langit.
"Ya ya ya, berdebat dengan mu tidak akan ada habisnya." ucap sang Eyang sambil tertawa
Ketiganya duduk di gazebo yang berada di dekat taman rumah besar milik Anderson, Ridwan melihat sekitar rumah ini tidak ada perubahan dari dulu masih tetap sama sampai sekarang. Ningrum dan Ridwan mereka tidak tinggal bersama dengan Erick dan Langit, meskipun begitu mereka sering berkunjung hanya untuk bersilaturahmi dan melepaskan rasa rindu mereka untuk cucu sematawayangnya.
"Oma sama Eyang ngak akan pulang ke Bandung lagi kan?" tanya Langit sambil menatap keduanya
"Kami akan pulang ke Bandung," ujar sang Oma membuat raut wajah Langit berubah menjadi sedih "Tapi untuk beberapa hari kedepan kami akan menginap disini, karna Oma belum puas melepas rindu dengan mu." ucapnya lagi membuat Langit tersenyum bahagia
"Kapan Papa mu pulang ke Jakarta?" tanya Eyangnya pada Langit
Langit menarik nafas jengah, "Tidak tau." jawabnya singkat.
Eyangnya yang tau bahwa Langit sedang tidak ingin membahas tentang Sang Ayah, ia langsung mengganti topik pembicaraan.
Kenapa sang papa terus menyalahkannya atas kematian sang Mama orang yang amat sangat dicintai oleh sang Papa?
*****
Langit baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya, ia keluar hanya menggunakan celana pendek berwarna hitam bukan celana boxer yow:v, dan bertelanjang dada.
Langit melangkahkan kakinya menuju tempat tidur, ia langsung duduk di tepi ranjang sambil membuka laci meja yang berada di samping ranjangnya.Langit mengambil kotak putih yang mana didalamnya terdapat kalung putih yang kemaren ia jumpai, Langit memegang dan melihatnya sembari melihat ia baru tersadar bahwa di belakang kalung tersebut terdapat nama sang pemilik. Langit langsung membacanya, namun ekspresinya berubah terkejut ketika ia membaca nama tersebut.
"Senja," gumamnya sembari melihat kalung tersebut.
Apa kalung ini gue balikin aja atau gue simpan? Pikir Langit saat ini. Tanpa pikir panjang Langit kembali memasukkan kalung itu kedalam kotak putih tersebut, ia membuka lemari besar berwarna putih itu dan mengambil kaos hitam miliknya. Langit berjalan ke arah meja makan dengan raut wajah yang bahagia melihat di meja makan terdapat Oma dan Eyangnya, biasanya meja makan itu hanya ada Langit sendiri.
Langit berjalan ke arah meja makan dan disambut dengan hangat oleh sang Oma dan Eyang.
"Ayo sini makan," ajak sang Oma
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Senja |End|
Teen Fiction(DON'T FORGET TO VOTE, COMENT, AND FOLLOW🤗) Kenangan-kenangan masalalu yang masih menghantui seorang laki-laki berparas tampan ini, Elvaro Langit Anderson ketua geng yang ia bentuk bernama Blacklion. Pertaruhan antara dirinya dan seorang laki-laki...