24. Berakhir

694 34 111
                                    


HAPPY READING ❤️❤️

Senja menatap Langit, ia cukup terkejut dengan tindakan Langit barusan. Pipinya serasa hangat dan kemerahan karena perilaku Langit yang tak biasa padanya. Dan sebisa mungkin Senja menahan saltingnya di depan Langit.

"Lo apa-apaan sih?!" tegur Senja pada Langit yang tersenyum jahil kepadanya. "Genit banget sih," lanjutnya sembari menarik dasi Langit yang sudah terpasang rapi.

"Kalian duluan aja, gue mau ke toilet bentar," ucap Senja pada teman-temannya.

"Mau kita temenin?" tanya Amanda dan di balas gelengan oleh Senja.

Sesampainya di toilet, keadaan toilet cukup sepi, itu bisa membuat Senja leluasa. Ia menatap pantulan dirinya di kaca, menatap pipi yang kembali memerah ketika mengingat perlakuan Langit padanya, Senja juga mengusap pelan dahi yang di kecup oleh Langit.

Senja tak berhenti tersenyum, bahkan ia sempat heran pada dirinya, kenapa ia seperti ini? Kenapa ketika berhadapan dengan Langit, Senja merasakan debaran yang tak biasa? Apakah ia sudah jatuh hati pada Langit?

Ketika Senja sudah hampir selesai dengan urusannya di toilet, baru saja ia ingin berjalan keluar tapi tiba-tiba saja Zian dan gengnya menahan Senja di sana.

"Eits, lo mau kemana, hah? Lo lupa sama yang gue bilangin kemarin?" ucap Zian sembari berjalan ke arah Senja yang terus berjalan mundur.

"Gue gak pernah main-main sama ucapan Gue, Senja!! Lo yang bermain apa duluan!!" bentak Zian membuat Senja terkejut.

"Zian, biarin gue keluar atau gue teriak," ancam Senja membuat Zian dan teman-temannya tertawa.

"Coba aja, gak bakalan ada yang denger," timpal Chasandra yang menatap Senja dengan tatapan meremehkan.

Senja tak memperdulikan Zian dan teman-temannya, ia tetap memaksa berjalan keluar dari toilet tapi pernyataan yang Zian ucapkan pada Senja membuatnya tidak jadi pergi.

"Lo tau, lo itu cuman mainan," ucap Zian membuat Senja menatapnya lekat.

"Maksud lo apa?" tanya Senja.

"Iya MAINAN, miris gue ngeliat lo, lo itu cuman di jadiin bahan taruhan sama Langit," ucap Zian membuat Senja terkejut tapi sebisa mungkin ia tak memperlihatkannya di depan Zian.

"Lo itu bodoh apa tolol sih? Masa di jadi bahan taruhan sama Langit aja lo gak tau," ucap Dara semakin membuat Senja diam.

"Tapi ya, bodoh dan tolol itu ga beda jauh," timpal Chasandra membuat Zian dan Dara tertawa.

Tanpa berkata-kata lagi Senja langsung meninggalkan Zian dan gengnya itu, pikirannya sekarang ini hampir kacau, apakah benar yang di bilang Zian, ia harus segera bertemu dengan Langit dan menanyakan tentang ini semua.

Senja ke kantin dan mencari Langit di antara keramaian di sana. Ia juga bertanya dengan teman-temannya Langit.

"Langit mana?" tanya Senja ketika sampai di meja yang di penuhi dengan anak-anak Blacklion.

"Dia tadi di panggil sama Bu Rani, di suruh ke ruangan BK." jawab Jay pada Senja.

"Ada apa nih Neng Senja nyari bos?" tanya Reza pada Senja dan hanya di balas singkat oleh Senja.

"Urusan pribadi," ujarnya sebelum meninggalkan kantin dan pergi menyusul Langit.

Sedangkan Senja, ketika berjalan ke arah ruangan BK tiba-tiba saja sebuah panggilan dari spiker sekolah membuat Senja terkejut. Panggilan atas nama dirinya membuat Senja berhenti dan mendengarkan panggilan itu.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang