38. Party & Holiday

529 16 0
                                    


HAPPY READING ❤️❤️

38. Party & Holiday

Siang ini semua telah bersiap untuk pergi ke puncak, mereka berkumpul di basecamp Blacklion sembari menunggu Arjuna. Tak lama kemudian mobil travel milik Arjuna telah datang, mereka memasukan satu-persatu barang mereka ke dalam mobil.

"Sebelum perjalanan di mulai, lebih baik kita berdoa terlebih dahulu untuk menjaga keselamatan diri." saran Reza yang langsung disetujui oleh yang lainnya

"Baiklah kalau begitu mari kita sama-sama berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai..." ucap Reza yang memimpin doa.

Mereka berdoa menurut kepercayaan masing-masing, Arden yang berdiri di depan Kezia melihat bagaimana cara perempuan itu berdoa ia terenyuh. Mampukah hati ini merelakan manusia yang berbeda keyakinan dengan dirinya?

"Berdoa selesai," mereka semua menegakkan kepala mereka setelah selesai berdoa.

"Oke guys, mari berangkat!" teriak Arjuna dengan semangat 45 nya

"Apa kita gak beli cemilan untuk di perjalanan?" pertanyaan itu keluar dari mulut Senja

"Nah bener tadi kan gak sempat beli, jadi gimana dong?" kini Amanda lah yang bertanya

"Nanti sebelum masuk jalan tol kita mampir dulu di minimarket." jawab Arden yang langsung mendapat acungan jempol dari Amanda

Arden melajukan mobil di jalan raya, suasana yang masih biasa-biasa saja membuat mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing. Tak lama kemudian mobil yang di kendarai oleh Arden berhenti di depan salah satu minimarket.

"Siapa nih yang mau turun, perwakilan aja jangan semuanya." saran Jay pada yang lainnya, laki-laki dengan kaos hitam dan celana jeans berwarna cream.

"Gue aja deh," ucap Senja yang mengajukan dirinya untuk pergi membeli cemilan.

Senja langsung turun dari dalam mobil, padahal kan Amanda dan juga Geby menawarkan diri untuk ikut namun Senja melarang dengan alasan bahwa ia bisa sendiri.

"Woi! Gila lo ya nyuruh bu ketu beli sendirian nanti digodain laki-laki gimana? Atau mas-mas yang kerja disana gimana? Secara kan pacar lo cantik." rentetan pertanyaan yang sengaja Darren lemparkan ke Langit membuat sang empu langsung pergi menyusul Senja

Setelah Langit turun, Darren dan Arjuna saling bertos ria. Kelakuan dua bocah tengil ini membuat yang lainnya bertanya-tanya mengapa mereka senang seperti itu.

"Lo berdua ngapain bertos-tos kayak gitu?" pertanyaan yang keluar dari mulut Arden membuat keduanya tersenyum jahil

"Lo mau tau kenapa gue ngomong kayak tadi sama Langit? Biar dia nyusul Senja, kalau dia pergi nyusul Senja otomatis duit kita yang tadi gak kepakek dong, soalnya cemilan itu  pasti dibayarin sama pak bos." Arjuna menjelaskannya dengan sangat panjang lebar, membuat yang lainnya memanggut-manggut.

"Hebat gak ide gue sama Arjuna?" tanya Darren dengan berbangga diri

"Jelas ide lo berdua hebat, gak nyangka gue kalau lo berdua semiskin itu." jawab Jay sambil menepuk bahu Darren

"Sakit kampret, gue gak miskin tapi gue hemat uang." ucap Darren yang masih tak ingin kalah

"Hemat uang mata lo, itu namanya untung di lo rugi di Langit, pinter!" ucap Reza sambil menjitak kepala Darren dan juga Arjuna

"Halah gitu-gitu juga lo pada suka kan kalau pak bos yang bayar semuanya, lagian dia beliin kita cemilan gak buat dia bangkrut kali." pungkas Arjuna yang juga tak ingin kalah

"Tapi sama aja gak boleh gitu!"

"Boleh! Malahan pak bos ikhlas kok."

"Ikhlas mata lo satu!"

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang