50. Hari yang ditunggu

414 15 0
                                    


HAPPY READING ❤️

50. Hari yang ditunggu

Senja, perempuan itu tengah melamun di dapur dengan bahan-bahan kue dihadapannya saat ini, tak lama ada yang mengagetkan dirinya, siapa lagi kalau bukan perempuan yang sangat usil terhadapnya.

"Baa!!" ucap Zian sambil memegang pundak Senja

"Astaghfirullah! Zian, kamu ih suka banget ngagetin orang!" ucap Senja, bukannya takut Zian malah tertawa.

"Lagian lo ngelamun, emang lagi ngelamunin apaan sih?" tanya Zian sambil duduk di sebelah Senja

"Kamu tau, Papanya Langit ngundang aku ke pernikahannya, terus aku binggung mau kasi hadiah apa, mana acaranya lusa lagi." ucap Senja dengan sedikit kesal karena ia tidak memikirkan dari jauh hari

"Serius lo? Bokap Langit nikah sama siapa?" tanya Zian, ia sedikit kepo jadi jika bertanya tidak masalahkan.

"Nikah sama Mamanya Fajar-"

"Sumpah lo?! Gilak tu orang jadi saudara tiri? Dunia emang sempit sih, wah wah jadi tranding topik nih di sekolah!" ucap Zian dengan sangat hebohnya

"Zian gak usah heboh gitu," tegur Senja membuat Zian sedikit diam.

"Terus terus, acaranya lusa? Dan lo pengen cari hadiah?" tanya Zian membuat Senja mengangguk

"Saran gue nih ya, gak usah beli apa-apa lah, lagian tuh pacar lo juga pasti bilang gini. Kamu kenapa sih beli hadiah kayak gini, datang dengan tangan kosong juga gak papa." ucap Zian sambil menirukan cara Langit berbicara

Senja tertawa saat Zian menirukan Langit "tapi kan Zi, aku gak enak udah diundang tapi malah gak kasi apa-apa." ucapnya

"Yaelah lo mah, jadi orang gaenakan bener. Santai aja kali," ucap Zian namun tetap Senja bantah.

"Oh ya, aku mau nunjukin sesuatu untuk kamu. Ayo," ajak Senja sambil menarik tangan Zian menuju kamarnya.

"Mau nunjukin apaansi si?" tanya Zian sambil berjalan mengikuti langkah Senja

"Tunggu sebentar!" ucap Senja sambil menyuruh Zian duduk di atas tempat tidurnya, Senja berjalan ke arah lemari bewarna hitam miliknya.

Senja menghampiri Zian sambil membawa 2 kantong plastik, Zian melihat Senja membawakan sesuatu sudah mulai menebak bahwa Senja akan memberikannya sesuatu.

"Kamu tau, kemaren itu kue-kue aku laris terus. Jadi, pas perjalanan pulang aku gak sengaja liat baju-baju bagus makanya aku beliin untuk kamu sama Bunda." ucap Senja sambil menyerahkan kantong plastik tersebut

Zian membuka plastik itu, dengan raut wajah terkejut karena Senja membelikannya sebuah dress selutut. Senja tau jika Zian suka memakai baju-baju seperti itu.

"Serius ini buat gue? Tapi Sen, uang yang lo dapatkan itu milik lo, seharusnya lo simpan untuk keperluan lo." ucap Zian sambil menatap Senja

"Udah gak papa kali, lagian aku ikhlas beliin kamu baju ini." ucap Senja sambil tersenyum "oh ya, ini satu lagi buat Bunda. Kamu tolong kasiin ya, bilang aja ini dari kamu." ucap Senja

Zian menggelengkan kepalanya "gak mau ah, lo aja kasi sendiri ke Bunda."

"Zi, kalau aku yang kasi, Bunda pasti gak mau terima. Jadi, aku mohon ya buat bantu aku." ucap Senja sedikit memelas, mau tidak mau akhirnya Zian mengangguk.

"Makasih Zian!!" teriaknya sambil memeluk Zian, perempuan yang dipeluk itu awalnya terkejut tapi setelah itu ia membalas pelukan hangat Senja.

"Oh ya, untuk hadiah buat bokap Langit sama Nyokap Fajar, gue saranin belikan aja jam couple, meskipun harganya gak seberapa gue yakin mereka terima." ucap Zian yang akhirnya memberikan Senja saran

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang