HAPPY READING ❤️48. Hal yang baik
"El... El!!
Langit yang berada di ruang makan langsung melihat ke arah pintu utama, teriakan suara Erick Papanya membuat Langit langsung berjalan mendekat ke arahnya. Erick dengan wajah penuh kegembiraan langsung memeluk putra semata wayangnya itu.
"Hari ini Papa seneng banget, El."
panggilan nama itu dan pelukan hangat yang sudah lama tidak ia rasakan, Langit tersentuh akan perlakuan Erick yang tiba-tiba seperti ini. Tangan Langit naik untuk membalas pelukan Erick, Papanya.
"Seneng kenapa pa?" tanyanya membuat Erick menatap Langit, ia benar-benar tidak menyangka putra kecilnya kini sudah setinggi ini.
"Fajar udah mulai terima papa," ucap Erick dengan antusiasnya.
Tapi entah kenapa di sisi lain Langit sedikit sedih, ia baru saja bisa kembali dekat dengan Sang Papa tapi kini kasih sayang Papanya harus terbagi lagi, tapi balik lagi, Langit tidak boleh egois ini bukan hanya kebahagiaan dirinya sendiri, ini menyangkut kebahagiaan papanya, Erick.
"Kok bisa? Papa gak nyogok Fajar 'kan? Gak ngancem dia 'kan??" tanya Langit membuat Erick menggeleng cepat.
"Ya enggaklah, Papa gak sengaja liat orang kecelakaan yang ternyata itu Fajar," ujar Erick membuat Langit bingung.
"What? Fajar? Dia kecelakaan?" tanya Langit membuat Erick mengangguk.
"Iya, karena Papa tau itu Fajar, Papa bawa dia ke rumah sakit, dan di situlah Fajar mulai luluh, dan menyetujui kalo Mamanya menikah sama Papa, El." jelas Erick yang kini senyuman beberapa tahun terakhir jarang sekali di lihat oleh Langit.
"El," panggil Erick membuat Langit kini menatapnya. "Papa gak bakalan ngulangin kesalahan yang sama lagi, terima kasih karena sudah mencoba untuk kembali berdamai sama Papa ya." lanjutnya kini kembali memeluk Langit dengan kencang, dan tanpa sadar ia menangis.
Sedangkan Langit, ia sedari tadi sudah menahan sedihnya seketika buyar ketika Erick mulai membahas almarhumah ibundanya.
"Langit yakin, papa pasti bisa bahagiakan Tante Risa." ucap Langit juga membalaa pelukan Erick dengan sama eratnya "grandma sama grandpa, udah tau?" tanya Langit sambil melepaskan pelukannya
"Kamu tenang aja, Papa udah kasi tau. Dan untuk Eyang sama Oma kamu, juga Papa udah kasi tau." jawab Erick, setelah mengatakan itu ia naik ke tas untuk menuju ke kamarnya.
*****
Senja takjub melihat rak bewarna putih yang berada di sudut, apa lagi disana sudah ada kue-kuenya. Senja sangat bersyukur karena bertemu dengan orang yang baik seperti Langit. Beberapa pengunjung juga membeli kue-kuenya itu, meskipun tidak semua terjual yang pasti ia sudah mendapatkan uang.
"Kue-kue kamu enak banget, Sen." ucap Bunga, karyawan yang bekerja di cafe ini juga.
"Bener, belajar dari siapa kamu buat kue, Sen?" tanya Raya sembari memakan kue itu
"Belajar dari YouTube kak," ucap Senja sambil mengelap meja yang basah.
"Oh ya, hari ini kamu shift sampai malam, ya?" tanya Bunga
"Iya Kak, aku diminta gantiin Dewi hari ini." jawab Senja sambil tersenyum
"Semangat ya Sen!!"
Malam pun tiba, masih ada beberapa pengunjung yang datang. Karyawan yang lain sibuk membereskan pekerjaan mereka, pintu cafe terbuka menampilkan seorang laki-laki paruh baya, bahkan seluruh karyawan sedikit menunduk karena Erick Anderson berada di depan mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Senja |End|
Teen Fiction(DON'T FORGET TO VOTE, COMENT, AND FOLLOW🤗) Kenangan-kenangan masalalu yang masih menghantui seorang laki-laki berparas tampan ini, Elvaro Langit Anderson ketua geng yang ia bentuk bernama Blacklion. Pertaruhan antara dirinya dan seorang laki-laki...