44. Cemburu

552 18 6
                                    

HAPPY READING ❤️❤️

44. Cemburu

Mentari menyapa dunia dengan sangat hangat, sudah banyak murid-murid berdatangan masih tetap sama para murid melihat Senja dengan tatapan mengintimidasi. Ia berjalan di koridor dengan wajah tertunduk, bukan karena takut atau malu tetapi ia hanya tidak ingin melihat tatapan para murid.

Dug

Senja tak sengaja menabrak tubuh seseorang yang berada di depannya saat ini, dengan cepat Senja mendongak dan ternyata itu Fajar. Laki-laki yang sudah beberapa hari ini tidak terlihat, senyum manis Fajar ia tampilkan di depan Senja saat ini.

"Hai Sen, gimana kabarnya?" tanya Fajar, laki-laki dengan baju sekolah yang sengaja ia keluar kan.

"Baik kok Jar, kabar lo sendiri gimana?" kini Senja yang bertanya balik pada Fajar

"Gue sangat baik, maaf ya gue baru ketemu lo hari ini setelah berita yang tersebar. Gue tau lo kuat sekuat ultramen," ucap Fajar sambil diiringi tawanya. Senja perempuan itu ikut tertawa sambil menepuk bahu Fajar.

"Bisa aja lo, gue gak sekuat ultramen tapi sekuat Hulk." timpal Senja yang kembali tertawa karena ucapannya, tanpa disadari ada yang melihat mereka berinteraksi sedari tadi.

"Senja, Langit mari ikut saya keruangan BK." suruh Bu Rani, Senja tidak melihat Langit dan yah Langit berada tak jauh darinya, dengan cepat Senja berjalan ke arah Langit. Tapi, Langit malah meninggalkan dirinya.

"Jar, gue pergi dulu ya." pamitnya pada Fajar sambil melambaikan tangannya

Mereka berjalan beriringan menuju ruang BK, Langit melihat ke arah Senja pasalnya gadis itu terus melihat ke arah dirinya. Tatapan dingin Langit membuat Senja sedikit takut untuk mengajak laki-laki ini mengobrol.

"Kamu masih marah karena ucapan aku semalam?" tanya Senja dengan sangat hati-hati

Langit laki-laki enggan untuk menjawab pertanyaan Senja, dengan cepat ia langsung masuk ke dalam ruang BK, Senja juga langsung berlari kecil untuk menyusul Langit. Keduanya duduk di kursi yang telah disediakan, Bu Rani selaku guru BK langsung duduk di hadapan mereka dengan tegas.

"Saya mendapatkan aduan dari guru karena kalian berdua bolos, mengapa kalian bolos di jam sekolah?" tanya Bu Rani masih dengan intonasi yang cukup membuat detak jantung Senja berdetak dengan cepat, sedangkan Langit duduk diam tanpa takut.

"Maaf Bu, kami telah melakukan kesalahan yang tak seharusnya kami lakukan." ucap Senja dengan kepala tertunduk, sedangkan Langit pria itu hanya diam dan mendengarkan saja.

"Saya telah mengambil tindakan tegas atas kerusuhan yang telah menimpa kamu Senja, Zian dan juga Chasandra telah di berikan skor selama satu minggu kedepan." ucap Bu Rani, beliau ini memang sangat tegas atas apa yang sudah terjadi di sekolah SMA Angkasa.

"Langit, saya sudah berulang kali menasehati kamu. Tapi kali ini kamu mengulangi hal yang sama, jika hal seperti ini terulang lagi maka saya akan mendatangkan Papa kamu atau Oma dan Eyang kamu." ucap Bu Rani dengan tegas

"Dan Senja, kamu tau kan bahwa kamu pernah menjadi siswi beasiswa jadi jangan mentang-mentang kamu tidak menerima beasiswa lagi  kamu harus melakukan hal ini. Apa lagi kamu sudah menunggak SPP selama 4 bulan," ucapan Bu Rani barusan membuat Senja menghela nafasnya. Uang hasil jualannya selalu dicuri oleh Dina bundanya, jadi beginilah ia sekarang menunggak SPP.

Langit laki-laki terkejut mendengar perkataan Bu Rani barusan, ternyata apa yang di katakan Papanya ternyata benar. Ia melihat wajah Senja yang sedikit sendu, betapa susahnya ia mencari uang hanya untuk membayar tunggakan spp.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang