"Rasa rindu yang tak pernah hilang, bahkan ingin bertemu pun tak mampu."
~ Elvaro Langit Anderson ~
HAPPY READING!!!
BrakkkkSuara hentakan yang di lakukan Senja membuat Langit tersentak kaget, Langit melihat raut wajah kesal bercampur marah namun itu tak membuat Langit takut, malah membuat Langit untuk menelpon Bu Rani.
"Nelpon siapa lo?" tanya Langit"Nelpon Bu Rani, suruh dia nelpon ke Oma lo terus ngadu soal kelakuan lo." cibir Senja, sudah dua kali ia mencoba menelpon Bu Rani namun tak di angkat oleh Bu Rani.
"Pengadu," gumamnya.
Langit langsung merebut handphone Senja, ia mengambil tas dan juga handphonenya. Setelah itu Langit berlalu pergi ke luar dari ruang aula, Senja berlari mengejar Langit karena telah mengambil handphonenya.
Nafas Senja terengah-engah karena berlari mengejar Langit, keduanya sudah sampai di parkiran. Langit yang sudah masuk ke dalam mobil mencoba untuk pergi dari pekarangan sekolah, belum sempat Langit pergi mobilnya sudah di hadang oleh Senja.
"Cewek gila," gumamnya sembari melihat Senja yang berdiri di depan mobilnya sambil merentangkan kedua tangannya mencegah mobilnya untuk Lewat.
"Balikin handphone gue Langit!" pekik Senja sambil menggedor-gedor bagian depan mobil milik Langit.
"Ngak, karena gue tau lo pasti mau ngadu sama Oma." ucap Langit yang masih belum menyerahkan handphone milik Senja
"Gue janji ngak bakalan ngadu ke Oma Lo." ucap Senja
Langit turun dari mobil menarik tangan Senja untuk masuk ke dalam mobilnya, Senja terkejut kenapa Langit mau menumpang kan dirinya? atau Langit ingin berbuat yang tidak baik pada dirinya?
"Ngak usah mikir yang aneh-aneh," ucap Langit yang langsung menjalankan mobilnya.
"Gue bisa pulang sendiri," ucap Senja sambil melihat ke arah jendela.
"Kerja bukan pulang," ucap Langit membuat Senja teringat akan pekerjaannya.
"ih lo sih kan ah gara-gara lo nih gue jadi kelupaan sama pekerjaan gue." omel Senja yang di tatap binggung oleh Langit
"Selain lo gila ternyata lo juga bodoh ya." cibir Langit yang dari tadi sibuk menyetir
"Kalau gue bodoh gue ngak bakalan bisa masuk ke SMA Angkasa," bantah Senja soal Langit yang mengatainya bodoh.
Langit hanya diam tanpa ada niat ingin membuka suara lagi, jika ia sudah berdebat dengan Senja tidak akan ada habisnya, karena mereka sama-sama manusia yang tak ingin kalah. Senja terus menggerutu karena rasa kesal pada Langit masih terselip di benaknya.
"Cepetan dong ah bisa telat nanti gue kerja," desak Senja menyuruh Langit membawa mobil dengan laju.
"Ck, dasar bodoh gue kan bosnya." ucap Langit yang semakin kesal pada Senja
"Oh iya gue lupa," ucapnya sambil nyengir menampakkan gigi putihnya.
*****
Mobil Langit sudah sampai di parkiran cafenya, sebelum Senja berlari masuk ke dalam ia sudah mengambil handphonenya dari Langit. Sedangkan Langit hanya memutar bola matanya melihat tingkah Senja, Langit langsung masuk ke dalam ruangannya. Ia mendudukkan bongkongnya di bangku yang sudah ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Senja |End|
Teen Fiction(DON'T FORGET TO VOTE, COMENT, AND FOLLOW🤗) Kenangan-kenangan masalalu yang masih menghantui seorang laki-laki berparas tampan ini, Elvaro Langit Anderson ketua geng yang ia bentuk bernama Blacklion. Pertaruhan antara dirinya dan seorang laki-laki...