33. Hadiah permintaan maaf

599 17 13
                                    

33. Hadiah permintaan maaf

HAPPY READING ❤️❤️

"LANGIT!!"

"Sial, sial. Apes gue hari ini." bisiknya dalam hati

"Ikut saya sekarang!" Bu Rani dengan emosi yang sudah memuncak menyuruh Langit untuk turun mengikuti dirinya

Langit kali ini pasrah mengikuti Bu Rani selaku guru BK, habis sudah dirinya hukuman apa entah yang akan di beri oleh Bu Rani.

"Langit saya ini capek melihat tingkah laku kamu! Coba kamu contohi Ezra teman kamu, dia rajin ke sekolah, dia rajin bikin tugas, tapi kamu!" ucap Bu Rani yang terus membanding-bandingkan dirinya dengan Ezra, Langit sudah kebal dengan Bu Rani yang suka membanding-bandingkan orang.

"Itu Ezra bukan saya." ucap Langit dengan enteng, Bu Rani juga sudah pasrah dengan anak muridnya yang satu ini.

"Sebagai hukumannya, kamu lari keliling lapangan 10 kali. Terus berdiri menghormat tiang bendera sampai jam istirahat berbunyi." suruh Bu Rani yang langsung di lakukan oleh Langit

Bu Rani heran tidak biasanya Langit langsung menuruti perintahnya, biasanya dia itu akan membantah terlebih dahulu. Mungkin Langit sedang sariawan pikir Bu Rani.

Langit kini sedang berlari mengelilingi lapangan sudah 5 kali putaran tetapi dirinya juga tidak ada keluh sedikit pun, kini sudah di putaran terakhir ia terus berlari dengan keringat yang terus bercucuran. Setelah siap berlari mengelilingi lapangan, ia pun langsung mengambil posisi hormat ke tiang bendera.

"Eh, eh itu bukannya si bos?" tanya Darren pada Arjuna

"Lah iya, gue kira dia enggak sekolah rupanya telat." ucap Arjuna yang tengah berjalan di koridor

"Lo ngerasa gak sih kalau si bos beneran sayang sama si Senja?" pertanyaan Darren barusan membuat Arjuna langsung mengalihkan pandangannya menghadap Darren

"Ngerasa sih, soalnya dia mencoba memberikan effort yang baik untuk Senja. Meskipun banyak ngeluhnya." ucap Arjuna, mereka berdua di suruh pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku paket tetapi di pertengahan jalan malah menggosip.

"Anak buah sialan, pasti lagi ghibahin gue." monolognya sambil melihat ke arah Arjuna dan juga Darren

Lonceng berbunyi menandakan istirahat telah tiba, Langit langsung berjalan menuju kelasnya setelah mendengar suara lonceng tersebut. Banyak tatapan mengarah ke dirinya, tetapi itu sudah menjadi hal biasa untuk Langit. Sesampainya ia dikelas mendapatkan teman-temannya yang tengah bergosip.

"Eh lo udah selesai di hukumnya?"

"Lang, kita udah kelas 12 jangan sering terlambat."

"Bener bos, jangan bilang malam tadi lo ngak bisa tidur karena kepikiran Kevin."

"Lang, pakek baju yang rapi dong."

"Lo semua ngaca anjing, lo pikir lo semua udah rapi?! Udah gak sering terlambat?! Udah gak pernah bolos lagi?!" kini emosi Langit telah meledak, bukannya takut teman-temannya malah tertawa melihat Langit marah seperti itu.

"Ah elah lagian juga kita sengaja kali." ucap Ryan yang juga ikut tertawa

"Ayo ke kantin," ajak Arjuna. Ia kalau urusan makan paling nomor 1.

"Kalian aja, gue lagi ada urusan." ucap Langit yang berlalu pergi meninggalkan teman-temannya

Langit berjalan menuju IPA 2, ia menarik Senja lalu membawanya ke rooftop. Senja sudah meringis dari tadi karena pergelangannya ditarik paksa oleh Langit.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang