HAPPY READING ❤️❤️
43. Bahagia dan Amarah
Senja takjub dengan pemandangan di depannya banyak sekali kuda-kuda yang berjejer rapi, senyum Senja mengembang saat itu membuat Langit juga ikut tersenyum. Mereka masuk ke dalam kandang mencari kuda yang ingin mereka ajak bermain, Senja berlari kecil menuju kuda bewarna coklat.
"Yang ini aja," ucap Senja sambil menunjuk ke arah kuda coklat itu.
"Maaf nona, tapi Den Langit memiliki kuda tersendiri yang dari dulu ia tunggangi." ucap Aston
"Oh, maaf tuan saya tidak tau." cicitnya, Langit mendekat ke arah Senja merangkul tangan miliknya.
"Gak papa kalau kamu mau yang ini, kita naik yang ini aja." ucap Langit namun Senja menggeleng dengan cepat
"Tidak, kita akan naik kuda mu saja. Ayo, tunjukkan kuda mu yang mana?" ajak Senja dengan antusiasnya
Langit berjalan menuju kandang yang satunya, disana terdapat kuda bewarna coklat gelap dengan bercak putih sedikit. Kuda gagah dan tinggi itu memiliki ciri khasnya sendiri. Senja bahkan tidak berkedip melihat kuda ini.
"Apa ini kudamu?" tanya Senja sambil menatap takjub
"Bisa dibilang, iya." jawab Langit, beberapa pekerja disana mengeluarkan kuda itu untuk masuk ke arena berkuda.
"Apa kita akan menaikinya?" tanya Senja, mereka berdua mengikuti kuda itu dari belakang.
"Tentu, kamu pikir aku ngajak kamu kesini untuk melihat kuda ini berlari sendiri, hmm." ucapnya, sedangkan Senja memanggut-manggut.
Mereka berdua kini tengah berada di dalam arena berkuda, memakai perlengkapan berkuda juga. Senja perempuan itu dari tadi merengek untuk tidak ikut naik, tapi Langit malah terus memaksanya.
"Ayo cepat naik, setelah kamu naik baru aku. Ayo cepetan!" suruhnya, Senja dengan sangat hati-hati naik ke atas kuda gagah itu.
Mereka berdua kini tengah berada di atas kuda tersebut, Langit menjalankan kuda tersebut dengan pelan agar Senja tidak terlalu takut. Senja gadis itu masih takut, seumur hidup baru kali ini ia naik kuda.
"Kamu tau, aku baru pertama kali naik kuda." ucap Senja memberitahu Langit
"Dan ini pertama kali kamu naik berdua sama aku." ucap Langit
Mereka berdua mengelilingi arena ini, sudah hampir 15 menit mereka berkuda. Langit memanggil pak Aston untuk membantu menggambil foto mereka berdua.
"Pak Aston, apakah anda bisa membantu ku untuk memotret kami berdua." pintanya yang langsung disetujui oleh Pak Aston
"Apa kita akan berfoto di atas kuda ini?" tanya Senja sambil melihat Langit yang berada di belakangnya
"Iya sayang, cepatlah tersenyum." suruhnya, Senja tersenyum lebar sedangkan Langit hanya menampilkan seulas senyum tipis.
"Sudah Den, ini saya kembalikan handphonenya." ucap Pak Aston sambil menyodorkan handphone milik Langit
Keduanya sudah bermain dengan kuda itu, dari berfoto bersama hingga mengajari Senja menunggangi kuda tersebut. Setelah itu Langit membawa senja pergi dari sana, mereka kini tengah berada di jalanan ibu kota menuju mall terbesar di ibu kota.
Mobil dengan merek Honda Brio itu berhenti di parkiran mall tersebut, keduanya berlari untuk masuk ke dalam mall. Pilihan pertama mereka adalah mencari tempat bermain, Langit sendiri binggung ingin bermain apa tetapi Senja gadis itu sudah melangkah menuju permainan capit boneka.
"Kamu mau aku ambilkan boneka yang mana?" tanya Langit pada perempuan yang berada di sampingnya saat ini
"Yang ini," ucap Senja sambil menunjuk boneka singa yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Senja |End|
Teen Fiction(DON'T FORGET TO VOTE, COMENT, AND FOLLOW🤗) Kenangan-kenangan masalalu yang masih menghantui seorang laki-laki berparas tampan ini, Elvaro Langit Anderson ketua geng yang ia bentuk bernama Blacklion. Pertaruhan antara dirinya dan seorang laki-laki...