35. Sebuah kebenaran
HAPPY READING ❤️❤️
Kini parkiran di penuhi dengan siswa-siswi SMA Angkasa yang ingin segera pulang banyak yang mengendarai mobil, motor, bahkan ada juga yang di jemput. Senja sedang berjalan di trotoar mencari kendaraan untuk membawanya pulang ke rumah, namun dari arah jauh ia tak sengaja melihat sosok laki-laki dan wanita yang ia kenal. Gerak-gerik yang ia lihat wanita itu naik ke atas motor besar berwarna merah, siapa lagi jika bukan Zian dan Langit.
"Apa kamu udah mulai benci sama aku?" gumamnya di dalam hati
Tak lama sebuah bus bewarna biru datang, langsung saja Senja naik dan mencari tempat duduk. Melewati jalanan ibu kota, Senja terus melihat ke arah kaca bening yang memperlihatkan pemandangan di luar. Banyak sekali masalah yang harus ia hadapi, menjadi tulang punggung keluarga bahkan masalalu yang sangat rumit.
"Ayah Senja rindu sama ayah, maafin Senja udah nyusahin ayah." monolognya, sakit rasanya saat umur 9 tahun telah ditinggal pergi Ayahnya.
Senja dari tadi melamun dan tak menghiraukan panggilan sang kenek padanya.
"Mbak, mbak." panggil seorang kenek bus kepada Senja
"Eh, iya mas kenapa ya?" tanya Senja pada kenek tersebut
"Mbak turun di halte ini?" tanya kenek tersebut
Senja melihat keluar ternyata ia sudah sampai di dekat halte, melamun membuatnya tak sadar dimana ia sekarang.
"Iya mas, saya berhenti disini." ucap Senja yang berjalan turun dari dalam bus
Senja turun dari dalam bus, berjalan sedikit untuk memasuki gang yang akan membawanya untuk pulang ke rumah, rumah minimalis yang sekarang menjadi tempat tinggalnya, Senja masuk ke dalam yang dimana sudah terdapat Dina-bundanya.
"Assalamualaikum," ucapnya sambil memasuki rumah.
"Waallaikumsallam!" jawab Dina dengan judesnya
"Eh, Bunda kapan sampai disini? Terus gimana kabar bibi disana Bund?" tanya Senja kepada Dina
"Bibi baik!" jawabnya yang masih dengan judes
"Bunda udah makan? Mau Senja buatin makanan dulu?" tanya Senja
"Gak usah, tuh ada nasi bungkus saya belikan untuk Zian tapi Zian tidak pulang." ucap Dina sambil menunjuk sebuah nasi bungkus yang sudah berada di meja
"Makasih Bund." ucapnya, Senja langsung mengambil nasi Hallo.eucap itu.
Setelah makan Senja pergi masuk ke dalam kamar untuk beristirahat sebentar, namun tak lama sebuah telpon masuk dengan nomor yang tak ia kenali.
"Hallo." ucap Senja, Ia pikir mungkin salah nomor.
"Hallo." ucap sosok yang berada di sebrang sana
"Dengan siapa ini?" tanya Senja
"Gue Ezra."
"Oh Ezra, ada apa ya Zra nelpon gue?"
"Ada hal yang harus gue omongin, jam 16:00 sore gue tunggu di taman yang tak jauh dari rumah lo."
"Iya Zra, nanti gue ke sana."
"Hmm." ucap Ezra yang langsung mematikan sambungan telponnya
Senja berpikir ada hal apa yang Ezra ingin bicarakan dengan dirinya, sudahlah nanti juga ia tau Ezra ingin membicarakan soal apa.
*****
Senja berlari karena ini sudah melewati pukul 16:00 sore sebagai mana sudah dijanjikan oleh Ezra, arah matanya melihat sekitar namun tak jauh darinya seorang pria menggunakan kemeja hitam sedang duduk di bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Senja |End|
Novela Juvenil(DON'T FORGET TO VOTE, COMENT, AND FOLLOW🤗) Kenangan-kenangan masalalu yang masih menghantui seorang laki-laki berparas tampan ini, Elvaro Langit Anderson ketua geng yang ia bentuk bernama Blacklion. Pertaruhan antara dirinya dan seorang laki-laki...