45. Dinner?

466 16 15
                                    

HAPPY READING ❤️❤️

45. Dinner?

Langit kini sedang berdiri di depan cermin besar disana menampilkan dirinya yang tengah menggunakan stelan kemeja tuxedo bewarna navy, sepatu putih bermerek mahal ia gunakan.

Malam ini Erick mengajak Langit untuk pergi makan malam bersama, meskipun laki-laki itu telah menolak tapi Erick memiliki caranya sendiri dengan mengatakan bahwa ia akan mencoba menerima Senja.

Langit berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga, disana telah terdapat Erick dengan stelah kemeja rapi. Langit yakin sekali bahwa makan malam ini adalah acara formal.

"Pa, untuk apa pergi makan malam menggunakan baju formal seperti ini?" tanya Langit sambil mengatur jam tangan miliknya

"Papa akan mengenalkan mu dengan perempuan yang ingin Papa nikahi, apa kamu marah dan tidak ingin pergi?" Langit sedikit terkejut dengan pernyataan itu, tapi demi kebaikan Papanya sendiri ia mengalah.

"Tidak, pergi lah dulu. Nanti Langit menyusul," ucap Langit bagaimana pun ia gengsi untuk berdamai dengan Papanya sendiri.

"Baiklah, Papa akan pergi dan ingat di restoran Cendana." ucap Erick lalu pergi meninggalkan Langit

Mobil Lamborghini Aventador yang menjadi kesayangannya, ia keluarkan untuk ia bawa makan malam bersama Papanya. Mobil bewarna putih itu meninggalkan pekarangan rumah mewahnya, melaju dengan kecepatan yang biasa ia bawa.

Langit mengendarai mobilnya sambil menelpon Senja, ia menggunakan earphone bluetooth yang telah tersambung dengan handphonenya.

"Kamu lagi apa, hmm?" tanya Langit yang fokus mengendarai mobilnya

"Lagi duduk aja, kok suaranya bising kamu lagi dimana?" kini Senja lah yang balik bertanya

"Aku lagi di jalan, mau pergi makan bersama Papa dan juga calonnya." ucap Langit, bagaimanapun Senja pacarnya dan berhak tau akan itu.

"Benarkah? Kamu gak papa?" entahlah tiba-tiba saja Senja menanyakan hal seperti itu

"Tidak papa, oh ya kamu udah makan?" tanya Langit yang mengalihkan pembicaraan

"Udah dong," ucap Senja dengan semangat.

"Setelah makan malam, aku jemput kamu, kita jalan." ucap Langit membuat Senja mengangguk

"Iya," ucap Senja di sebrang sana.

"Aku tutup dulu ya, udah mau sampai nih." ucap Langit

"Oke."

Langit langsung mematikan sambungan telepon tersebut, ia telah sampai di parkiran restoran Cendana. Restoran ternama, bergaya barat, Langit langsung masuk ke dalam restoran tersebut tanpa sengaja ia menabrak laki-laki yang ternyata itu adalah Fajar.

"Lo? Ngapain lo kesini, ngikutin gue ya? Dasar, kurang kerjaan banget." cibir Fajar, Langit ingin sekali menabok mulut laki-laki ini.

"Pd banget jadi orang, ngapain juga ngikutin lo, orang aneh!" cibir Langit dengan cepat ia berjalan lebih dulu meninggalkan Fajar

"Ngapain tuh orang kesini? Dinner bareng Senja kali, ngapain jadi mikir tuh orang sih." monolog Fajar dan juga ia berlalu pergi

Dari arah yang berbeda keduanya datang secara bersamaan, lantas mereka berdua terkejut apakah dunia sesempit ini? Fajar dan Langit keduanya menatap kaget, setelah melihat dan mengetahui yang terjadi. Keduanya tampak bingung dan saling bertanya kepada orang tua mereka, apa maksudnya ini.

"Ma, jangan bilang Tuan Anderson yang akan menikahi mama? Mama tau 'kan dia itu gimana." tanya Fajar menatap  Risa, Ibundanya. Ia bahkan memberi tatapan tajam ke arah Erick dan Langit secara bersamaan.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang