18. Tenggelam

884 33 36
                                    


HAPPY READING GUYS ❤️

Dengan penuh rasa penasaran Langit berjalan menuju ruang renang, di dalam ruangan itu lumayan banyak dengan murid-murid. Mata Langit tertuju ke arah laki-laki yang sedang mengendong tubuh perempuan untuk di bawa ke pinggir kolam.

Fajar membawa tubuh Senja ke pinggir kolam dan memberikan jaketnya untuk Senja. Senja masih setengah sadar badannya yang mulai dingin dengan muka yang sedikit memucat, Langit hanya diam dan tak bergerak sedikit pun dari tempat ia berdiri.

Senja langsung di tuntun oleh Kezia dan Amanda untuk pergi ke loker mengganti baju. Fajar berjalan berpaspasan dengan Langit keduanya hanya saling menatap dengan tajam.

"Takut banget kalau kalah," sindir Langit.

"Gue ga takut kalah dan gue akan pastikan kalau lo yang bakal kalah!" ucap Fajar

Fajar meninggalkan Langit yang masih menatapnya dengan dingin, Langit berjalan mendekati Zian. Dengan rasa penuh bahagia Zian tersenyum pada Langit.

"Main lo terlalu murahan ya," ucap Langit diiringi smriknya  "Dan tolong mainnya mahal sedikit, kasian kalau semuanya murah bahkan hampir tidak bernilai!" ucap Langit dan berlalu pergi dari hadapan Zian

Zian menghentakkan kakinya melihat Langit bersikap seperti itu pada dirinya, padahalkan cantik lebih cantikan dirinya di banding Senja pikirnya.

Senja pergi ke lokernya banyak sekali murid-murid perempuan yang berada di loker Senja, ia terkejut melihat lambang singa' yang sudah tertempel rapi di pintu lokernya.

"Eh itu kan lambang blacklion kok bisa ada di situ?" tanya salah satu murid perempuan yang berada di sana

"Lo ngak tau, siapapun yang udah di kasi lambang itu sama anak blacklion berarti ga ada yang boleh ganggu dia, kalau sampai ada yang ganggu berarti lo yang akan habis di tangan anak blacklion." jawab teman di sebelahnya

Senja yang mendengar hal itu tak ingin ambil pusing ia langsung mengambil baju gantinya dan berlalu pergi ke toilet.

*****

Waktu pulang pun tiba, kini murid-murid SMA Angkasa sudah banyak yang meninggalkan sekolah, hanya ada beberapa murid yang tinggal karena mengikuti kegiatan ekskul. Senja keluar kelas paling akhir dan sedari tadi ia tidak melihat kedua curut yang menganggunya.

Senja merasa lega akhirnya ia bisa pulang dengan aman, ia langsung berjalan menuju halte bis untuk menunggu bis terakhir. Ketika Senja asik menunggu tiba-tiba saja ada seorang cowok yang mendekat ke arahnya dengan tampang babak belur.

"Tolongin gue," ucap cowok itu membuat Senja panik, Senja panik karena wajah cowok itu sangat babak belur.

Tanpa basa-basi lagi Senja langsung menunjuk tempat persembunyian untuk cowok itu tapi, yang ada yang membuat Senja sedikit ragu 'apakah yang ia tolong ini seorang pencuri yang sedang di kejar warga?'

tapi ketika Senja melihat tampilan cowok itu dari pakaiannya yang cukup elit membuat Senja membuang jauh-jauh persangka buruknya itu.

"Ada liat cowok yang lari ke arah sini?" tanya segerombolan orang yang berperawakan sedikit besar pada Senja.

Senja menggelengkan kepalanya, "Tapi kayanya tadi ke sana." ucapnya sembari menunjuk ke arah angkutan umum.

Setelah mendengar jawaban dari Senja segerombolan itu langsung berbalik arah untuk mengambil motor mereka. Setelah merasa cukup aman cowok itu langsung keluar dari tempat persembunyiannya.

"Makasih ya udah nolongin gue," ucapnya pada Senja.

Senja memperhatikan penampilan cowok itu sekali lagi, "Lo bukan pencuri 'kan?" tanyanya membuat cowok itu tak terima.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang