46. Binggung

408 12 0
                                    

HAPPY READING ❤️

46. Binggung

Setelah dari restoran, Fajar berniat untuk pergi ke club'. Tapi, di tengah jalan ia melihat sepasang kekasih yang tengah bertengkar, bukan berniat ikut campur hanya saja jalanan ini sepi jika terjadi apa-apa maka ia akan menjadi saksi.

"Gue gak mau! Lepasin, kita udah gak ada apa-apa. Lagian juga gue udah punya pacar baru, ingat kita udah putus 1 minggu yang lalu!" ucap perempuan itu sambil menarik paksa tangannya yang berada di genggaman laki-laki tersebut

"Gue gak bakal lepasin lo!" bentaknya sambil menarik tangan perempuan itu

"Gak usah kasar!" ucap Fajar sambil menarik kasar perempuan itu, agar menjauh dari laki-laki ini.

"Lo siapa datang-datang langsung ikut campur, ha?!" bentaknya, Fajar sepertinya tau laki-laki ini siapa. Leon, laki-laki berandalan yang selalu ia temui di club'.

"Di-dia pacar baru gue!" ucap perempuan itu, dengan cepat ia merangkul tangan Fajar.

Fajar binggung ia kesini bermaksud membantu meleraikan bukan malah membantu menjadi pacar bohongan, ia langsung melihat ke arah perempuan berambut panjang yang menggunakan topi. Damn! Keduanya sama-sama terkejut, bagaimana tidak ternyata perempuan ini adalah Zian Anastasia.

Zian langsung membuang mukanya ke arah lain, merutuki dirinya yang asal berbicara. Sedangkan Leon laki-laki ini menatap keduanya, dan ia baru saja ingat bahwa ia pernah bertemu Fajar sebelumnya.

"Lo Fajar kan? Ketua Tiger's yang selalu pergi ke club'. Terus-"

"Sudah cukup! Jangan lo perjelas lagi, gue ingetin sama lo jangan pernah gangguin Zian lagi!" ancamnya sambil menunjuk-nunjuk Leon

"Oh oke, gue gak bakalan ganggu nih cewe matre lagi! Dan ingat, lo bakalan jadi korban selanjutnya!" ucap Leon pada Fajar, dalam hati Fajar siapa juga yang ingin bersama gadis ini.

Zian melihat bahwa Leon telah menjauh dari mereka berdua, dengan cepat ia menarik tangannya dari rangkulan tangan Fajar. Ia memutuskan Leon bukan karena bosan atau apa, karena ia ingin terlepas dari laki-laki posesif seperti Leon.

"Thank you udah mau bantuin gue," ucap Zian yang langsung ingin beranjak pergi dari sana. Namun, Fajar langsung menarik tangan gadis itu.

"Apa lagi sih?" tanya Zian sedikit ketus

"Ngapain lo jalan-jalan sendirian disini?" tanya Fajar

"Lo liat kan tadi gue bareng Leon, jadi gue gak sendiri." ucapnya "udah lah gue mau pulang, bye!"

"Tunggu dulu!" teriak Fajar sambil mengejar Zian "gue antar lo pulang!"

"Boleh deh, jadi uang gue gak berkurang." ucap Zian, soal hemat menghemat Zian ahlinya.

Kini mereka berdua berada di dalam mobil Pajero sport milik Fajar, hanya keheningan yang menyelimuti dalam mobil itu. Baik Fajar maupun Zian tidak ada yang ingin membuka suara, tapi perasaan Fajar kian mengganjal setelah dari restoran tersebut.

"Gue mau nanya sama lo, boleh?" tanya Fajar yang masih fokus mengendarai mobilnya

"Hmm, tanya aja." ucap Zian sambil menutup handphonenya

"Nyokap lo kan single parents, kalau seandainya dia mau nikah lagi. Gimana? Maksud gue gini, misal nyokap lo mau nikah sama bokapnya Chasandra, secarakan lo gak suka sama Chasandra. Lo bakalan ngizinin nyokap lo nikah?" ucap Fajar panjang lebar, Zian sedikit memiringkan tubuhnya agar melihat ke arah Fajar.

"Gue bakal tetap izinin, mau nikah sama bokap Chasandra ataupun enggak. Lo mikir deh didunia ini gue cuman punya nyokap gue doang, dan lo tau kebahagiaan dia nomor satu. Nyokap gue juga berhak bahagia, gue sebagai anak gak bisa egois dong." jawaban Zian membuat Fajar berfikir apa ia egois seperti yang Langit katakan.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang