12. Langit, Senja dan Fajar

855 36 72
                                    


Makasih banget buat kalian yang udah baca cerita aku selama aku Hiatus, selamat membaca cerita aku ya dan jangan pernah bosen makasih semuanya.

HAPPY READING!!!

*****

"Gue belum siap untuk memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada pria itu." jawab Langit yang terus memperhatikan senja yang berpadu dengan langit biru yang indah

"Yaudah terserah lo aja," ucap Senja karena Langit yang begitu keras kepala.

"Lo tau tempat ini dari siapa?" tanya Langit yang de javu dengan tempat yang ia datangi saat ini

"Dari Ayah, dulu kalau lagi liburan terus datang ke Jakarta buat ketemu Ayah." ucap Senja sambil membayangkan kilatan masa lalunya

"Ayah lo kerja di Jakarta?" tanya Langit lagi, ia jadi penasaran dengan kehidupan sosok perempuan yang ada di sampingnya saat ini.

"Iya, Ayah merantau kerja dari Bandung ke Jakarta." ucap Senja lagi

"Setelah Ayah lo pergi, lo gak pernah kesini lagi?" tanya Langit, entah kenapa Senja merasa bahwa Langit sangat kepo

"Pernah, setelah Ayah pergi gue sama Bunda merantau ke Jakarta. Kisaran umur gue 10 tahun gue datang ke Jakarta." jelas Senja

Tunggu Langit seperti de javu lagi, ia teringat dengan sosok anak kecil yang ia temui dulu disini. Tapi apakah anak perempuan itu Senja?

"Nama Ayah lo siapa?" tanya Langit lagi

"Ayo pulang udah hampir malam nanti gue di marahin sama Bunda." ajak Senja yang sudah berdiri dari duduknya

Langit berdiri dan menyusul Senja, hari ini ibu kota sedikit padat membuat keduanya harus sabar untuk sampai tujuan. Senja melihat sosok Langit yang ada di hadapannya ini, laki-laki yang keras kepala dan juga sombong. Pikir Senja mungkin Langit membutuhkan kasih sayang yang seharusnya ia terima.

Motor Langit sudah berada di depan gang karena Senja yang memintanya untuk di turunkan di situ.

"Lo mau kemana?" tanya Senja sebelum Langit benar-benar pergi

"Ngapain lo nanya," ucap Langit sambil menaikkan satu alisnya.

"Cuman nanya doang," ucap Senja sambil memutar bola matanya.

"Bilang aja lo takut gue kenapa-napa kan, hmm." ucap Langit sambil menaik-turunkan alisnya

"Geer banget sih lo, gue cuman takut lo gak pulang ke rumah terus jadi gembel." ucap Senja sambil memutar badannya untuk berjalan pulang ke rumah

"Gue ga bakalan jadi gembel," teriak Langit membuat Senja tersenyum.

*****

Langit menjalankan motornya menuju ke arah cafe miliknya, sesampainya ia disana Langit masuk ke dalam ruangannya merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang berada di dalam ruangan tersebut. Belum sempat Langit memejamkan matanya handphone Langit berbunyi tertera nama Ezra disana.

"Dimana?" tanya Ezra di sebrang sana

"Cafe," jawab Langit seadanya.

"Sini," ajak Ezra. Membuat Langit mengerutkan keningnya

"Kemana?" tanya Langit yang binggung

"Goblok," ucap Ezra langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Ezra bangkek sialan bener, liat aja ntar." monolognya sambil berjalan meninggalkan cafenya

Motor besar Langit berjalan mengarah menuju rumah Ezra, Langit sudah berada di depan rumah besar yang tak kalah besar dari rumahnya. Langit berjalan menuju ke arah pintu rumah Ezra ia memencet bel rumah Ezra secara berutal.

Cakrawala Senja |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang