Malam hari nya setelah memakan seblak yang lumayan pedas, khaira merasa perutnya sangat sakit hingga kini ia tidak bisa tidur dengan tenang.
Khaira terus saja bolak-balik dari kamar mandi yang ada didalam kamarnya sejak tadi. Ia rasa dirinya kualat karena tidak menuruti ucapan orang tuanya.
"Aaa sakit banget perutnya" Ucapnya entah pada siapa.
Lalu khaira keluar dari kamarnya, tujuannya kini adalah dapur. Ia mengambil air putih lalu meminumnya hingga tersisa setengah gelas dan memegangi perutnya seraya berpegangan pada meja makan.
"Ya ampun ra!, kamu kenapa?" Ucap kanaya panik.
Yap kanaya datang ke dapur karena ia merasa haus, ia lupa tidak menyiapkan minuman di kamar nya alhasil dia harus turun menuju dapur.
"Perutnya sakit hiks" Ucapnya menangis.
"Bandel si dibilangin" Balas kanaya galak, lalu dia mengambil obat yang ada dikotak p3k yang ada di dapur tersebut.
"Nih minum dulu obatnya" Ucapnya sambil menyodorkan obat serta gelas yang sudah berisi air hangat kepada khaira.
Khaira menerimanya lalu meminum obat tersebut. Lalu...
"Huaaa bunda, obatnya nyangkut hiks"
"Bun pait bunnn"
"Ada ada aja kamu ra! Minum lagi yang banyak" Perintahnya
Khaira menuruti ucapan bundanya dan meminum lagi air yang ada di gelasnya hingga habis tak tersisa.
"Udah ngga pait?"
Hiksrot "engga" Jawabnya masih agak sesenggukan.
"Makannya kamu kalo bunda ngomong itu didengerin udah bunda bilang ngga boleh masih aja beli! Jadi gini kan, besok besok kalo beli seblak minta yang level paling pedes sekalian" Ucapnya galak, tapi berbanding terbalik dengan perlakuannya yang sekarang sedang mengelus kepala khaira sayang.
"Ya udah khaira minta maaf, besok ngga lagi deh" Jawabnya sambil mendusel-duselkan kepalanya diperut kanaya. Jadi posisinya khaira duduk kanaya berdiri gitu pren.
"Ya udah sana ke kamar langsung tidur! Kalo masih sakit minum lagi obatnya"
Khaira mengangguk sebagai jawabannya, lalu ia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Ia menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya kecuali kepalanya.
**✿❀ ❀✿**
Pagi harinya perut khaira sudah lumayan membaik sehingga dia bisa berangkat ke sekolah seperti biasa. Khaira turun tidak lupa memakai jam tangan serta parfum bubble gum kesukaannya.
"Gimana perut kamu ra? Udah baikan?" Tanya kanaya setelah anak gadisnya duduk di kursi meja makan.
"Udah baikan kok bun"
"Ya syukur deh kalo gitu, udah tuh makan dulu baru berangkat sekolah"
Lalu mereka ber 3 makan masakan kanaya sebelum berangkat beraktivitas. Tidak ada suara selama makan hingga sebuah pertanyaan dari arya - ayahnya.
"Nanti mau ke butik jam berapa?"
"Abis khaira pulang sekolah aja, gimana?" Usul kanaya.
"Jam 1 siang?" Tanya arya memastikan.
"Iya, bisa kan?"
"Bisa lah. Apa si yang ngga buat kamu"
"Uhuk uhuk, aduh kesendak lemari" Balas khaira berpura-pura batuk sambil menggaruk tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Teen Fiction"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...