‧͙⁺˚*・༓☾32☽༓・*˚⁺‧͙

4.6K 247 1
                                    

Setelah sekian abad lamanya, akhirnya mereka berlima pun masuk ke dalam ruang teater dan memilih dalam satu baris tempat duduk yang sama.

"Ini film apaan si, kok hawanya kaya serem gitu" Bisik pak Alden pada Khaira yang berada disebelahnya.

"Danur 3"

"Buset, udah 3 aja"

"Kenapa emangnya?"

"Bukan apa masalahnya gue ngga ngikutin dari awal, ntar bingung yang ada. Emang lo nonton dari awal?" Tanya pak Alden sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya"

"Serem ngga?"

"Ngga kok, lucu. Lucu banget sampe terkaget-kaget, untung juga ngga jantungan"

"Dih, mana ada lucu serem begitu setannya kaya apaan dah" Katanya saat hantu itu muncul.

"Pen teriak dah"

"Jangan dong, ntar gue diejek lagi sama Khaira, bocah tengil gitu"

"Kalo gue ngga berani tidur sendiri gimana dong"

"Kok dia santai aja si" Monolognya dalam hati seraya melirik Khaira yang tampak anteng saja menikmati film tersebut.

"Kenapa pak?" Tanya Khaira yang melihat pak Alden tidak bisa diam.

"Jangan panggil pak gue bilang" Jawabnya ketus.

"Oh iya lupa" Balasnya nyengir tidak berdosa.

Saat adegan hantu tersebut muncul tiba-tiba, spontan pak Alden memegang tangan Khaira erat sambil memejamkan matanya rapat.

Khaira yang melihat hantu tersebut pun terkejut ditambah pak Alden yang spontan memegang tangannya erat, namun dibalik itu ia berusaha menahan tawanya melihat ekspresi ketakutan suaminya.

"Dih hantu jelek, modar kek lo anjing ngagetin aja bisanya sini maju depan gue kalo berani"

"Disamperin beneran nanti nangisss" Ujar Khaira yang mendengar gerutuan pak Alden.

"Diem deh, gue lagi menikmati film nya nih" Omelnya pada Khaira.

"Menikmati apa berusaha menikmati al?" Tanya pak Alan.

"Menikmati"

**✿❀ ❀✿**

Sepulangnya dari mall tersebut keduanya langsung membersihkan tubuhnya dalam kamar masing-masing.

Saat sedang mencuci mukanya, hantu tersebut masih saja terbayang dalam otak pak Alden.

Akhirnya pak Alden pun mempercepat gerakan mencuci mukanya sambil mengoceh tidak jelas untuk mengurangi kepanikannya.

Setelahnya pak Alden naik ke atas ranjangnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut lalu memejamkan matanya dengan erat.

Namun nyatanya bukan hilang, tapi hantu tersebut masih saja ada dalam otaknya yang membuat paka Alden keringat dingin sendiri.

Saat dirinya merasa ada seseorang naik ke atas ranjangnya ia semakin mengeratkan matanya sambil memeluk gulingnya.

Tepukan dua kali pada punggungnya membuat pak Alden membalikkan badannya sendiri sambil membaca Ayat Kursi dalam hati.

"Pak"

"APAAN TUH"

"Ya Allah lindungilah hamba, ampuni dosa-dosa hamba ya Allah, tolong hamba mu yang tampan ini ya Allah" Doanya sambil menutup telinganya sendiri.

"Kenapa si?"

"Ngga papa"

"Lah kok gue ngejawab si"

831,224Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang