Sesuai janjinya, sore ini Khaira beserta suaminya akan menghadiri resepsi teman suaminya. Siapa lagi kalo bukan Alvaro.
Ck sold out lagi
Khaira yang memang pulang sore setiap harinya tidak bisa merebahkan dirinya kali ini, ia memilih langsung mandi lalu bersiap-siap.
Setelah mandi dan memakai dress yang ia pilih sebelum mandi tadi khaira memilih menunggu suaminya di ruang makan sambil ngemil snack potato nya.
Padahal kan nanti bisa madang.
Alden menuruni tangga sambil mengancing kemeja berwarna hitam yang ia pakai lalu memanggil nama Khaira sambil berteriak, "KHAIRA!!"
Khaira yang sedang asik ngemil lantas terkejut mendengarnya, untung saja makanan yang dipegang Khaira tidak lompat dari tangannya.
Khaira membalas dengan nada jengkelnya, "apa si teriak teriak, santai aja ngga bisa apa?" Balasnya setelah mencuci tangan lalu menghampiri suaminya.
Yang berteriak memanggil nama Khaira hanya cengengesan tidak jelas. "Lagian dari tadi dipanggil ngga nyaut" Ucapnya membela diri.
"Udah ayo cepetan, telat nanti ngga dapet makanan gratis" Kata Alden dengan menarik tangan Khaira keluar rumah.
Selama diperjalanan keduanya membahas apa saja yang tidak penting, bukan tidak penting tapi tidak bisa cerna oleh otak manusia.
Contohnya saja Khaira bertanya mengapa bisa aja seorang manusia diperut bundanya, lalu mengapa ia bisa tumbuh menjadi besar, yang tadinya sekecil berudu bisa jadi sebesar bayi.
"Ngga tau ra ngga tau, makannya hamil biar tau" Balas Alden yang tidak tahu harus menjelaskannya seperti apa.
"Aku benci kamu namun aku tak bisa jauh darimu. Jika aku jauh darimu mulut ini mungkin bisa menerima tapi tidak dengan hatiku. Kamu adalah luka sekaligus obat" Ucapnya membaca kata-kata yang lewat di beranda tidtod nya.
Alden mengangkat alisnya bingung, ini kenapa ngga ada angin ngga ada hujan tiba-tiba badai. "Kebanyakan scroll tiktok begitu tuh, ngga ada yang nyakitin tapi merasa paling tersakiti" Komentar Alden.
Khaira yang mendengar itu tertawa paling kencang karena apa yang dikatakan suaminya benar.
Terkadang Khaira suka menangis malam hari hanya karena postingan yang lewat di berandanya yang menyedihkan dan Alden tahu itu.
**✿❀ ❀✿**
Sesampainya ditempat pernikahan sahabat suaminya Khaira langsung menggandeng suaminya karena tatapan mba mba ngga tau siapa yang menatap suaminya tanpa berkedip barang sedetik.
Keduanya langsung naik ke atas panggung untuk menyalami pengantin yang baru dah tadi siang.
Alden memberikan selamat dengan bersalaman ala laki-laki. "Selamat dan semangat"
"Semangat buat apaan?"
"Ntar malem"
Alvaro bingung, mengapa sahabatnya ini sedari dulu kalo ngomong tidak jelas.
Saya juga bingung sebenernya.
"Ck, lupain lah. Alan mana?"
"Tuh udah makan duluan" Tunjuk Alvaro pada meja yang ditempati Alan bersama Valisha tentunya.
"Ya udah kalo gitu kita ke sana dulu, samawa buat kalian dan semoga ntar malem ngga macet ya" Kata Khaira lalu menarik tangan suaminya.
"Kamu paham?" Tanya Vanya - istri Alvaro.
"Ngga, lupain aja mereka emang pasangan prik"
**✿❀ ❀✿**
"Kalian kok dateng bareng si?" Tanya Khaira pada Valisha dan Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Fiksi Remaja"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...