Saat ini keduanya hanya sedang bersantai dalam kamar, Khaira merebahkan dirinya dengan bantalan lengan pak Alden yang sedang bermain game.
"Kenapa?" Tanya pak Alden.
"Ngga papa"
Khaira yang asyik melihat lajunya permainan yang sedang dimainkan oleh pak Alden pun teringat sesuatu saat tadi ia sedang berada di kelas.
"Jaket kamu beli dimana?"
"Jaket yang mana?"
"Yang tadi dipake ke sekolah"
"Ooh itu"
"Iya"
Pak Alden melirik Khaira sebentar lalu kembali fokus pada game nya, "kenapa emang?"
"Ditanyain sama Valisha katanya beli dimana gitu"
"Ooh, ngambil"
Khaira mengerutkan dahinya, "hah? Nyolong?"
"Enak aja, maksudnya ngambil di toko sendiri gitu" Jawab pak Alden setelah menyentil bibir Khaira.
"Ooh kirain nyolong, kamu punya toko?"
"Hm"
"Toko apa? Kok aku ngga tau"
"Toko baju"
"Buat cowo?"
"Cewe cowo bisa"
"Ooh pantes bajunya bagus-bagus"
"Item semua"
"Ganti warna lah, biru dongker gitu atau ngga merah maroon"
"Ngga suka"
"Sukanya apa?"
"Kamu"
Terdengar sangat biasa namun bagi Khaira ini luar biasa, lihat saja pipinya yang sudah mulai merona.
"Lo tadi kemana waktu istirahat?"
"Di kantin sama Valisha"
"Tapi gue tanya sama Valisha katanya lo ada di taman belakang sekolah"
Gawat, apakah Khaira harus jujur sekarang juga dan meminta pendapat tentang pembicaraannya tadi dengan Farzan.
Khaira hanya takut suaminya ini akan marah jika ia mengetahuinya belakangan.
"Jadi yang bener yang mana, kantin atau taman belakang sekolah"
Khaira masih diam, memikirkan apakah ia akan mengatakan semuanya kepada suaminya sekarang atau tidak.
Tentang masa lalunya dan tentang obrolan tadi dengan mantan pacarnya. Khaira takut mengambil langkah.
"Kok diem? Jawab aja ngga papa"
"Kalo diceritain dari awal sampe akhir bakal marah ngga?" Tanya Khaira memberanikan diri.
"Ngga janji"
Khaira menghela napasnya lalu mulai menceritakan ia dengan masa lalunya.
"Dengerin ya"
Pak Alden hanya membalasnya dengan mengangguk.
Flashback
Kala itu Khaira sedang berjalan sore dengan adiknya yang bernama Galang. Tidak ada tujuan arah Khaira akan pergi kemana.
Khaira tidak mengetahuinya jika kekasihnya ini sedang memperhatikannya jari kejauhan, ia kebetulan lewat komplek rumah Khaira.
Memang niat awalnya adalah ingin mengajaknya berjalan seperti malam minggu pasangan pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Novela Juvenil"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...