‧͙⁺˚*・༓☾26☽༓・*˚⁺‧͙

4.6K 263 2
                                    

Setelah kejadian tersebut apakah hidup Khaira kembali tenang? Oh tentu tidak, dirinya banyak dibanjiri pertanyaan dari anak kelas 10 sampai 12.

Berita pak Alden menonjok muridnya kini menjadi berita hangat dikalangan SMA Bakti dan seisinya.

Kini Khaira sedang berada di dalam kamar mandi karena dirinya yang kebingungan harus menjawab pertanyaan dari teman seangkatannya atau adik kelasnya.

"Gila aja, itu si Khaira beneran simpanannya pak Alden?"

"Masa iya si jadi simpanan pak Alden, mukanya aja polos gitu"

"Polos polos sesat"

"Jangan jangan udah pernah gituan lagi"

"Ih ternyata aslinya kaya gitu ya"

Percakapan dari toilet sebelah yang membuat hati Khaira sakit. Serendah itukah Khaira hanya karena omongan yang keluar dari Farzan?

Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipinya, Khaira segara mengusap dengan tangannya sendiri.

"Gue harus apa sekarang?" Tanya Khaira pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian ponselnya berdering dan ternyata yang menelponnya adalah pak Alden.

Khaira segera mengangkat panggilan tersebut "halo" Katanya dengan suara yang bergetar.

"Lagi dimana?"

"Di toilet bentar"

"Lo ngga papa kan?" Kata pak Alden yang menyadari suara gemetar Khaira.

"Ngga papa kok, lagi batuk aja. Uhuk uhuk tuh kan batuk" Balas Khaira mencoba untuk menutupi suara bergetar nya.

"Ngga usah bohong, lo ngga papa kan?"

Pecah sudah tangisan yang berusaha Khaira sembunyikan sedari tadi.

"Khaira harus apa sekarang?" Ucapnya sambil menangis.

"Gue kesitu sekarang, lo ngga usah nangis"

Pak Alden segera menutup ponselnya dan berlari ke arah toilet perempuan, membuka satu persatu bilik kamar mandi tersebut dan setelah pak Alden mencari lumayan lama akhirnya ia bisa menemukan Khaira ada di mana.

Pak Alden mengulurkan tangannya untuk membantu Khaira berdiri karena posisi Khaira yang menangis dengan berjongkok.

Khaira menerima uluran tangan tersebut dan langsung memeluk pak Alden dengan mata yang masih menangis.

Pak Alden membalas pelukan Khaira disertai usapan hangat di kepalanya, berharap dia bisa meredakan tangis Khaira.

Bukannya mereda tangis Khaira malah semakin menjadi, "waduh malah makin jadi, gue nenangin Fara nangis aja ngga bisa apalagi ini yang udah SMA" Ucap pak Alden dalam hati.

"Udah ngga usah nangis, ada gue disini"

"Iya disini, kalo Khaira lagi sendirian gimana?"

"Lo ngga bakal sendirian selagi gue masih bisa napas"

"Kalo ngga bisa napas?"

"Ya gue mati lah dodol" Balasnya dengan menoyor kepala Khaira.

Pak Alden melepaskan pelukan Khaira perlahan dan menggandeng tangan Khaira untuk dibawa ke ruangannya.

Memang pak Alden meminta untuk dipisah dari ruangan guru yang lainnya. Karena alasan ya kalian tau pak Alden phobia orang.

Sesampainya di dalam ruangan pak Alden, pak Alden menutup pintu tersebut dan mengajak Khaira untuk duduk di sofa panjang dalam ruangannya.

"Kenapa tadi nangis?" Tanya pak Alden sambil menyelipkan rambut yang menutupi wajah Khaira.

"Ngga tau, sakit hati aja"

"Sakit hati kenapa? Coba cerita"

Khaira menatap wajah pak Alden lalu kembali memilin baju seragamnya "masa tadi waktu di toilet Khaira denger, katanya Khaira simpanan pak Alden gitu terus katanya jangan jangan udah pernah gituan, terus keinget omongannya Farzan juga yang ngatain Khaira pelacur gitu" Balasnya mengadu.

"Siapa yang bilang kaya gitu? Keluarin dari sekolah mau?"

Khaira pun terkejut mendengarnya "jangan dong, ntar kasian dia ngga bisa menggapai cita-citanya terus ngga bisa membanggakan orang tuanya. Bapak mau emang?"

"Salah siapa punya mulut lemes bener"

"Udah ngga papa"

Lalu kemudian pak Alden bersama Khaira berlanjut mengobrol ringan saja untuk melupakan masalah tadi.

"Kenapa kalo motong bawang merah matanya perih ya?" Tanya Khaira.

"Ngga tau, ngga pernah motong bawang"

"Makannya motong bawang"

"Masa gue mutilasi istri sendiri"

Khaira mengerutkan dahinya, sebentar ia belum paham maksud omongan dari pak Alden.

"Hah maksudnya?"

"Iya lo kan wibu. Xixixi ngakak abiezz" Balas pak Alden sambil tertawa.

Oke, sekarang Khaira tau apa maksud pak Alden.

"Iya w ibu dari anak anak lo ngapa? Masalah?" Jawab Khaira membalikan keadaan.

Awalnya memang tidak paham, tapi setelah mencernanya lagi kini pak Alden sudah paham. Pak Alden menggaruk tengkuknya sendiri.

"Kena law" Ucap Khaira lalu tertawa.

Ceklek

Pintu terbuka tiba-tiba oleh ibu Sarah, ia tidak terkejut oleh keberadaan Khaira di dalam ruangan pak Alden karena dia sudah mendengar tawa Khaira dari jarak 100 cm.

"Ini pak saya bawakan kopi, diminum ya" Ucapnya dengan nada yang menggoda.

Bu Sarah meletakan kopi tersebut di atas meja lalu kembali berdiri dengan gerakan diperlambat.

Pak Alden hanya membalasnya dengan anggukan tanpa minat.

"Khaira lagi ngapain disini?" Tanya bu Sarah pada Khaira.

Khaira yang bingung pun menolehkan kepalanya menghadap pak Alden barangkali dapat pencerahan jawaban.

"Eh iya bu, saya lagi tanya ulangan matematika saya remedial atau ngga"

"Ooh, terus kenapa pake duduk segala?"

"Karena saya cape bu, jadi saya duduk"

"Ooh gitu" Balas bu Sarah lalu keluar dari dalam ruangan ini dengan lirikan sinis kepada Khaira.

"Sejak kapan bu Sarah jadi OB? Bukannya masih ngajar matematika kelas 11" Tanya Khaira pada pak Alden.

"Ngga tau juga" Balas pak Alden mengangkat kedua bahunya.

"Ya udah, Khaira balik ke kelas ya"

"Iya, belajar yang bener"

"Itu kopinya jangan diminum, nanti Khaira buatin yang lebih sepesial lagi" Ucapnya sebelum keluar dari ruangan pak Alden.

"Minum aja deh, kasian bu Sarah udah buatin tapi ngga gue minum" Jawab pak Alden sengaja membuat Khaira marah.

"Jangan diminum! Ada sianida nya itu" Balas Khaira kesal.

"Iya ngga diminum"

"Awas aja kalo diminum"

"Ngga, bawel"

Lalu setelahnya Khaira benar-benar keluar dari ruangan pak Alden dan kembali ke kelasnya.

**✿❀ ❀✿**

Buat pak Alden dari saya : KU TAK BISA MENGGAPAI MU.... TAKKAN PERNAH BISAAAAAA WALAU SUDAH LETIH AKU TAK MUNGKIN LEPAS LAGI, KAU HANYA MIMPI BAGIKU TAK UNTUK JADI NYATA DAN SEGALA RASA BUATMU HARUS PADAM DAN BERAKHIR

Huuuuooooo

😭😭😭😭😔😔😔

Gini amat suka sama karakter piksi:(

Ya sudah pren, bye bye👋

831,224Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang