Setelah menunggu kurang lebih 2 hari, Khaira sudah di perbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Keduanya memutuskan untuk tinggal sementara di rumah kedua orang tua Alden seperti rencana awal mereka.
Setelah dokter memeriksa tekanan darah Khaira dan semuanya normal, barulah ia diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. “Dijaga pola maknnya biar ASI nya juga lancar, perbanyak makan sayuran hijau, hindari kafein, makanan pedas, makanan berlemak tinggi, dan satu lagi. Hindari makanan bersantan” Perintah sang dokter dan didengarkan baik-baik oleh Khaira serta Alden.
“Baik, terima kasih dok” Jawab keduanya lalu setelahnya dokter itu ergi sehabis memeriksa anaknya juga.
Alden membereskan barang bawaan pasca Khaira melahirkan dibantu oleh supir yang ia bawa dari rumah orang tuanya sementara Khaira sedang menggendong anaknya yang tertidur sangat anteng.
“Ayo aku bantu” Kata Alden setelah ia memasukkan semua barang bawaan Khaira ke dalam mobilnya.
Disepanjang jalan koridor rumah sakit tangan Alden tak pernah lepas dari pinggang Khaira, ia memeluknya dengan posesif menggunakan tangan sebelah kanannya sementara tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku celana selutut nya.Tak tahu mengapa setelah alasan yang diberikan bundanya 2 hari lalu saat ia sedang makan, apapun yang dilakukan suaminya mulai dari perlakuan kecil seperti ini selalu berhasil membuat dirinya melayang enatah kemana, padahal dulu saja waktu Khaira sedang mengandung Alden sudah sering melakukan perlakuan seperti ini.
Tapi entah mengapa kali ini terasa sangat berbeda, ia merasa menikah dengan seorang yang sangat ia cintai tanpa adanya pilihan utuk dijodohkan. Khaira tidak pernah menyangka hidupnya akan sesempurna ini ditambah dengan kehadiran sang buah hati, entah bagaimana caranya Kahira mengungkapkan rasa syukurnya.
Alden yang di sebelahnya pun ikut merasakan kebahagiaan yang dipancarkan oleh Khaira lewat senyuman manisnya, “kamu kenapa? Seneng banget kayanya” Tanya Alden pada Khaira.
“Seneng dong” Jawab Khaira tanpa memberi tahu alasannya.
Alden membukakan pintu mobil bagian peumpang untuk Khaira tak lupa pula memegang atas kepala Khaira agar tidak terbentur dan setelah Khaira duduk dengan sempurna barulah ia ikut masuk ke dalam. “Kasih tau alesan apa yang buat kamu bisa seneng” Kata Alden setelahnya.
Khaira tambah melebarkan senyumannnya lalu menghadapkan pandangannya ke depan yang semulanya menatap mata Alden, “kamu” Jawaban Khaira yang malah membuat Alden bingung.
“Oh ya?” Tanya Alden tak percaya, tetapi ia tidak mengelak bahwa dirinya bahagia karena bisa menjadi alasan untuk Khaira senang saat ini. “Kok bisa aku yang buat kamu seneng?” Tanya Alden lagi yang merasa jawaban Khaira belum memuaskan bagi dirinya.
“Ada deh” Balas Khaira dengan muka meledeknya.
“Liat tuh mama kamu masa mainnya rahasia-rahasiaan si” Kesalnya mengadu pada bayi yang ada dalam gendongan Khaira.
“Kok mama?”
“Ya terus apa dong?” Katanya dengan nada ketus.
“Udah dibilang mimo juga”
“Kalo kamu mimo aku apa coba?”
“Pipo” Jawab Khaira apa adanya.
Alden menyembunyikan wajahnya di belakang ketek Khaira sambil memeluk Khaira sangat erat, “eh kenapa nih?” Tanya Khaira keheranan.
Alden kembali ke posisi sebelumnya. “Kok lucu si, kamu dapet ide dari mana?”
“Ngga tau. Kepikiran aja” Balas Khaira sambil menaikkan kedua bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Roman pour Adolescents"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...