Siang harinya khaira beserta orang tuanya sudah kembali ke rumah. Khaira bergegas masuk ke dalam kamarnya sendiri lalu rebahan santuy.
Saat sedang asik rebahan sambil bermain handphone, bundanya serta ayahnya masuk ke dalam kamarnya.
"Ra" Panggil kanaya.
"Iya bun, kenapa?" Balas khaira sambil merubah posisinya menjadi duduk.
"Kita mau ngobrol bentar"
"Mau ngobrol soal apa?"
Kanaya dan arya masuk ke dalam kamar khaira lalu duduk di atas kasur khaira.
"Janji ngga marah ya" Ucap kanaya serius.
"Ya ngga bisa janji si. Kan bunda belum ngomong sama khaira" Balasnya sambil menggaruk pelipisnya.
"Ya janji dulu pokonya"
Khaira hanya membalasnya dengan gumaman serta anggukan kepalanya.
"Jadi gini ra, kita mau ngejodohin kamu sama--"
"Jeno" Potong khaira.
"Dengerin dulu, ngga sopan loh mohon pembicaraan orang. Apalagi itu bunda kamu sendiri" Tegur ayahnya.
"Hehe iya maaf" Balas khaira cengengesan.
"Kita mau ngejodohin kamu sama alden"
"Alden siapa?"
"Alden zaigham pradipta" Balas ayahnya.
Deg
Apa tadi? Alden zaigham pradipta? Tidak salah dengarkan khaira? Tapi yang namanya Alden kan banyak, tidak mungkin Alden yang itu.
"Hoy!" Bundanya menjentikkan jarinya.
Khaira tersadar dari lamunannya "yang namanya Alden kan banyak"
"Tapi yang namanya Alden zaigham pradipta itu cuma satu" Balas arya.
"Dan kamu pasti udah kenal sama dia" Sambung kanaya.
"Jangan bilang Alden yang guru barunya khaira"
Jika iya Alden yang dimaksud adalah Alden gurunya sendiri, lalu apa kata anak sekolahnya nanti. Ia menikah dengan gurunya sendiri, oh tidak!.
"Iya" Jawab kedua orang tua khaira.
Deg
Lagi, khaira bengong dengan perkataan orang tuanya. Dream come true.
"Ga ga ga, ini khaira mimpi kan?" Ucapnya setelah tersadar dari lamunannya.
"Cubit coba, atau tabok tangan khaira" Perintahnya pada kanaya.
Kanaya mengambil tangan khaira lalu menaboknya keras hingga memerah.
"Aw! Bunda sakittt" Jeritnya setelah mendapat tamparan dari Kanaya yang seperti mempunyai dendam pribadi terhadap khaira.
"Lah tadi katanya suruh di tabok atau di cubit" Balas Kanaya santai tanpa dosa.
"Tapi sakit bun"
"Berati bukan mimpi kan" Balas arya.
"Ini beneran mau dijodohin sama pak al?" Tanyanya seperti orang linglung.
"Iya bener, mau kan?" Terlihat sekali harapan di mata Kanaya.
Khaira menundukkan kepalanya lalu menggeleng "maaf bunda khaira ngga mau"
"Yah... Kok gitu si?"
"Bunda juga kenapa gitu?, khaira bisa cari sendiri bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Novela Juvenil"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...