Hai sayang😘
**✿❀ ❀✿**
Setelah mengetahui bahwa Khaira sedang hamil, sore itu juga Alden dan Khaira mendatangi rumah bunda dan mama secara bergantian.
Sekarang keduanya sedang berada di rumah bunda, Khaira bermain bersama adiknya yang baru berusia 2 bulan di atas kasur milik Khaira.
Khaira mencubit pipi gembul adiknya dengan gemas yang malah membuat adiknya itu menangis.
Kanaya yang juga berada disitu langsung menggendong anak bontotnya. "Ra!" Peringat Kanaya dengan mata yang melotot.
Khaira hanya tersenyum lebar tidak merasa bersalah, "gemes bun"
Kanaya mengusap pipi yang memerah setelah kena cubit Khaira, "kacian ini pipinya sampe merah" Ucapnya mengajak anak yang ada dalam gendongannya untuk berbicara.
Khaira berdiri lalu mengecup pipi bekas cubitannya. "Maapin ya" Katanya lalu setelah itu ia keluar dari kamarnya sendiri menuju ke dapur.
Khaira membuka tutup saji berharap disitu ada makanan karena ia mulai lapar lagi. Namun nyatanya tidak ada makanan didalamnya.
"Ih kalo gitu ngapain ditutup si, buat berharap aja" Gerutunya kesal.
"Kenapa si?" Tanya Alden yang tiba-tiba ada dibelakangnya.
Ia pergi ke dapur berniat untuk buang air kecil, tapi malah yang didapat Khaira sedang menggerutu.
"Laper"
"Lagi?" Tanya Alden terheran, perasaan tadi udah makan katanya dalam hati.
Khaira hanya mengangguk sebagai jawaban lalu ia beralih membuka kulkas, untung saja di sana ada banyak snack jadi Khaira memilih untuk mengambil salah satunya.
Khaira membawanya ke ruang keluarga untuk menonton TV, dan ternyata di sana sudah ada orang tuanya serta adiknya yang berganti dalam gendongan ayahnya.
Khaira memilih duduk di sebelah ayahnya ya karena ingin menjahili adiknya. "Halo dek pa kabar dek? Mau ga dek?" Kata Khaira menempelkan satu slice chiki yang di sana terdapat bumbu asin.
"Khaira!" Peringat bundanya lagi.
Khaira hanya tertawa sambil memakan chiki nya. "Apa si bun"
"Apa si apa si, jangan jail jadi anak!" Kali ini bukan bundanya yang memperingati melainkan ayahnya.
Jika ayahnya sudah memarahinya Khaira tidak akan berani menjawabnya. "Iya, maafin ya" Katanya yang dengan mata sendu.
"Kenapa ra?" Tanya Alden setelah kembali dari kamar mandi.
"Jailin adiknya mulu tuh" Kata Kanaya dengan nada judesnya.
"Jangan jail mulu kamu tuh" Ucap Alden ikut menanggapi.
"Dengerin" Timpal ayahnya.
Khaira yang merasa terpojokkan akhirnya semakin menundukkan kepalanya dan melupakan snack nya tadi.
"Kan hiks tapi udah minta maaf" Kata Khaira sambil menahan tangis.
Karena suasana yang hening dan hanya ada suara dari volume tv tapi itupun tidak terlalu keras alhasil sekarang suara tangisan Khaira sangat mendominasi ruang keluarga ini.
"Nangisss" Kata bundanya mengejek.
Khaira berdecak, "hiks HUAAAA" Tangisnya semakin keras lalu meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya sendiri dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Kaya masih perawan aja nangis kaya gitu" Komentar Kanaya.
Alden yang mendengarnya hanya mampu menggaruk telinganya yang memanas karena malu. "Bun, yah Alden susulin khaira dulu ya" Pamitnya pada kedua mertuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Teen Fiction"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...