Khaira turun terlebih dahulu dari dalam mobil Alden dan berjalan dengan cepat memasuki rumahnya sambil sesekali menyeka air matanya yang masih saja keluar.
Ia buru-buru naik ke atas untuk masuk ke kamarnya sendiri dengan memegang bagian bawah perutnya yang sudah membesar.
Khaira lalu menutup pintunya dengan keras dan lanjut menangis di atas kasur dengan posisi miring ke kanan karena tidak memungkinkan jika Khaira menangis dalam posisi tengkurep bisa-bisa ia yang akan melayang bayangkan saja, ga usah.
Tak lama kemudian Alden datang dengan menenteng semua belanjaan yang mereka beli tadi.
Perlahan Alden mendekati Khaira yang masih saja menangis lalu ia pegang pundaknya dengan perasaan sedikit bersalah dan benar saja bahu itu masih bergetar dengan cepat.
Khaira menepis tangan suaminya yang masih berada di pundaknya lalu ia dengan sedikit kesusahan mengganti posisinya menjadi duduk.
"Awas, aku mau mandi" Kata Khaira ketus.
Melihat Khaira yang berjalan menuju kamar mandi Alden pun ikut membuntuti Khaira hingga masuk ke dalam dan Khaira yang sadar pun hanya berdecak sebal saja.
Khaira melepas pakaian yang melekat pada tubuhnya diikuti oleh Alden setelahnya Khaira berjalan ke arah bathtub untuk berendam.
Setelah Khaira duduk dengan benar barulah Alden ikut masuk ke dalam bathtub bersama Khaira dengan posisi Khaira duduk di depan Alden.
Alden menarik kedua bahu Khaira untuk bersandar di dadanya dan tangannya beralih mengusap-usap perut besar Khaira.
Khaira sedikit tersenyum dan itu tentu terlihat oleh Alden, karena posisinya sekarang tubuh Khaira yang bersandar pada dada Alden dan kepalanya yang ia letakkan di atas pundak suaminya lalu posisi Alden adalah duduk bersandar pada bathtub dengan posisi tegak tentu saja apa yang Khaira lakukan jelas terlihat semuanya oleh Alden.
"Sok romantis" Ketus Khaira setelah tersadar bahwa dirinya harus tetap stay cool di era gempuran Alden yang berniat ingin mengikis jarak.
"Emang dasarnya orangnya romantis kok, cuma ketutup gengsi aja" Sangkal Alden.
"Oh, ngga percaya si"
"Iya terserah kamu aja"
Lalu keduanya terdiam cukup sebentar karena setelahnya Alden langsung memberikan pernyataan kepada Khaira.
"Tau ngga, tadi banyak loh laki-laki yang liatin kamu selama di mall" Ujar Alden merasa cemburu.
"Ngga" Balasnya sambil menggelengkan kepala.
"Makannya kamu kalo keluar ngga usah pake baju kaya gitu terus itu rambut juga ngga usah dicepol jadi satu biar ngga diliatin terus sama cowo"
"Lah kenapa?"
"Kan udah dibilang cantiknya tuh nambah"
"Ngga dulu deh, nanti dikatain gembel lagi" Kata Khaira sambil membenarkan duduknya karena pantatnya yang sudah mulai tidak nyaman.
"Loh memang itu nyatanya"
Khaira menghela napasnya, "iya si emang nyatanya aku cantik banget ya kan"
Alden terkekeh. "Iya" Katanya lalu beralih mencium pipi Khaira bertubi-tubi dan sedikit brutal.
Karena memang nyatanya seperti itu, Khaira lebih terlihat cantik jika dirinya menggunakan daster rumahan dengan rambut yang diikat menjadi satu.
Tidak ada kata maaf tapi perbuatannya seolah menggambarkan mereka sudah berbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Teen Fiction"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...