Alkhair Sangga Kamajaya, anak itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan menggemaskan dengan badan yang gembul, yang bisa membuat siapa saja gemas padanya. Dirinya sekarang duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar bersama Rega, anak dari Alvaro dan Vania.
Dibantu dengan dukungan dari ayahnya serta kedua om nya yaitu Alan dan Galang ia bisa mencapai semua keinginannya seperti membeli lego dan mobil Hot Wheels yang kecil tapi harganya ngga kecil tanpa dimarahin sama mimo nya. Tetapi ada 1 keinginannya yang saat ini belum tercapai yaitu mempunyai 1 adik kandung berjenis kelamin perempuan. Makannya kalian doain ya.
Ya seperti anak-anak pada umumnya yang pulang sekolah langsung main, sama hal nya dengan anak Khaira yang sekarang sedang bermain dengan teman sebayanya yang tinggal disekitaran rumahnya.
“Sa kamu kenapa kok ngga protes kamu keduluan sama aku?” Tanya Abiela terheran, karena sedari tadi jika Sangga tidak sampai lebih dulu ke tempat anak yang menjaga ia akan protes dan marah-marah.
Abiela, adik Khaira yang beda jauh umurnya sama Khaira. Anak itu cantiknya seperti Khaira, ia juga lebih dekat dengan Khaira ketimbang Galang. Entah karena ia sering menginap di rumah Khaira atau karena ia perempuan dan merasa lebih leluasa jika bersama kakaknya yang perempuan.
Mereka tidak main berdua saja, tetapi ada Rega dan Elyna tetangga depan rumah Sangga yang ikut bermain, karena memang mereka bertiga yang kebetulan sekelas. Tidak dengan Abiela karena ia berbeda setahun dari ketiganya.
Keempatnya selalu bermain bersama baik setelah pulang sekolah atau setelah mandi sore, seperti hal nya sekarang keempatnya sedang bermain petak umpat dan yang berjaga adalah Abiela.
Lari Sangga kalah cepat dengan Abiela dan jadilah Abiela yang lebih dahulu tiba ditempat di mana ia berjaga. Berbeda dari sebelumnya kali ini Sangga hanya berdiri sambil menekuk wajahnya dan tidak memberikan sepatah katapun.
“Sa! Kamu kebelet berak kah? Kok diam aja si” Tanya Abiela lagi.
“Ish ngga! Ya udah sana kalian ngumpet aku yang jaga” Jawab Sangga sedikit pasrah.
“Suit dulu, aku juga kalah” Kata Elyna tiba-tiba.
“Ya udah ayo suit” Ajak Sangga.
Suit pertama dari Elyna maupun Sangga sama-sama mengeluarkan jari kelingkingnya yang mana mereka harus mengulangnya lagi, untuk yang kedua kalinya pun sama tetapi bedanya keduanya mengeluarkan jari telunjuk.
“Ih jangan sama terus dong!” Kata Sangga marah.
“Ya mana aku tau” Balas Elyna tidak terima.
“Ya udah gnti batu kertas gunting aja deh suit nya” Usul Abiela.
Rega yang melihatnya pun mulai jengah, “kelamaan, aku aja yang jaga kalian ngumpet. Gerah tau pengin ngadem”
“Ya udah kita ngumpet ya” Kata Abiela.
“Iya, aku itung 1 sampai 10” Balas Rega lalu mulai memosisikan tempatnya.
Anak itu pun mulai menutup matanya dengan kedua tangannya dan bertumpuan pada tembok rumah yang ia jadikan tempat untuk berjaga.
Lalu ketiganya pun mulai mencari tempat umtuk bersembunyi masing-masing Elyna yang memilih bersembunyi tidak terlalu jauh dari tempat berjaga Rega agar dirinya tidak terlalu jauh berlarinya.
Abiela yang memilih bersembunyi tepat di belakang Rega karena dirinya malas mencari tempat untuk bersembunyi, dan yang terakhir Sangga. Ia memilih berlari dengan cepat untuk bersembunyi di dalam rumahnya sendiri alias pulang. Siapa dulu kalo main petak umpet Sukanya pulang ke rumah? Aku!!
Setelah sampai di depan gerbang rumahnya, ia masuk tanpa permisi dan meletakkan sendalnya dengan sembarangan. Ia berlari ke arah dapur untuk minum tapi yang didapatnya adalah orang tuanya yang sedang bermesraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Teen Fiction"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...