Waktu sudah menunjukan pukul 1 siang, dimana khaira sudah diperbolehkan untuk pulang.
Didepan gerbang sekolah sudah ada mobil orang tuanya yang sudah terparkir entah sejak kapan.
"Val gue duluan ya" Pamitnya pada valisha yang juga sedang menunggu jemputan.
"Yoi, hati-hati" Valisha melambaikan tangannya kearah khaira.
Khaira masuk kedalam mobil ayahnya di bagian penumpang. Mobil itu melaju ketempat tujuan yaitu butik untuk membeli dress.
Disepanjang perjalanan khaira hanya memainkan handphone lalu menatap jalanan yang cukup ramai.
Sesampainya di butik ketiganya langsung turun dari mobil dan masuk kedalam butik tersebut.
"Selamat siang, selamat datang di butik kami" Ucap pelayan butik ramah.
Ketiganya hanya membalas dengan anggukan kepala. Kanaya dan khaira langsung saja ke rak dress yang berwarna putih, sementara arya hanya duduk menunggu.
Khaira memilih salah satu dress yang berwarna putih dengan bahu yang lumayan terbuka dan tanpa lengan.
Khaira pergi menuju ke sebuah ruangan untuk mencoba dress tersebut lalu menunjukannya pada ayah dan bundanya.
Kira-kira seperti itu
"Ini gimana yah bun? Bagus ga?"
"Bagus kok, cocok" Komentar kanaya.
"Iya, cantik" Komentar arya.
"Tapi khaira kurang suka" Ucapnya sambil memutar tubuhnya didepan kaca full body.
"Lah kenapa?" Tanya arya.
"Ngga bisa ngelebarin tangan, nih" Praktek khaira sambil merentangkan kedua tangannya.
"Loh emang mau ngapain kaya gitu?" Tanya kanaya mengernyit heran.
"Mau pamer ketek"
"Hadeuh ada-ada aja anak kamu kana"
"Anak kamu"
"Ganti aja deh ya bun" Pintanya.
"Iya sana cari lagi"
Lalu khaira kembali ke dalam ruangan itu untuk mengganti pakaiannya lagi dan mengembalikan dress tersebut ke tempat semula.
Lalu khaira kembali menemukan dress yang pundaknya rada bolong, ada lengannya, dan lebih panjang dari dress sebelumnya. Namun warna dress tersebut adalah rose gold. Sangat melenceng dari dress code pesta nanti karena dress code nya adalah hitam putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
831,224
Teen Fiction"Bapak mau makan apa?" Tanya khaira yang akan bersiap untuk memasak makan malam. "Jangan panggil gue bapak, gue bukan bapak lo!" "Terus kudu panggil apa?" "Serah lo, yang penting jangan bapak" "Ok" Ucap khaira menurutinya. "Oh ya setelah lo pinter...