Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apaan sih, datang-datang ngatur orang. Terserah Yasha lah mau manyun mau gimana juga, Yasha gak mau maafin Kak Gege, masih kesel bener sama kakak pergi aja sana!" Yasha mendelikkan matanya, membuang muka dari hadapan Gerdylan sambil mengibaskan tangannya memberi tanda agar kakak nya itu pergi.
Anak sulung Hanna dan Yasir itu menarik napas untuk kesekian kalinya. Susah sekali menghadapi adik bungsunya ini.
Mau kesal tapi berpikir ini juga kesalahan nya hingga Yasha semarah itu, Gerdylan salah karena di saat adiknya butuh dia tidak bisa membantu sama sekali bahkan harus pergi meninggalkan nya.
Berawal dari tiga hari yang lalu Hanna yang pagi itu menelpon nya sambil nangis-nangis bilang kalau Yasha masuk rumah sakit.
Gerdylan yang saat itu sedang berada di tengah meeting langsung melesat pergi menuju kerumah sakit, dia bahkan meninggalkan meeting penting di studio musik nya padahal besoknya adalah hari penting karena salah satu artisnya akan mengadakan tur musik.
Gerdylan datang tepat ketika Hanna dan Yasir berdebat di depan ruang gawat darurat, sungguh pemandangan yang sangat langka sebab biasanya Papihnya itu tidak pernah membantah Istrinya apapun alasannya.
Berbeda dengan sekarang, melihat betapa frustasi nya wajah Yasir saat berhadapan dengan Hanna seperti pertanda buruk bagi mereka.
Ada Tara yang ikut hadir di situ masih menggunakan jas dokter mungkin adiknya itu baru pulang dinas malam mengingat semalam Tara tidak pulang juga wajah anak itu yang kelihatan kuyu. Hanya Yoda saja yang belum datang anak itu sedang mengikuti ujian jadi sengaja tidak di beritahu perihal tumbangnya Yasha.
"Kenapa mih?" Gerdylan langsung bertanya kepada Mamihnya kala itu mengabaikan Papihnya yang masih bertegangan tinggi.
Melihat Hanna menangis sepertinya situasi semakin buruk, jantung Gerdylan sejak tadi sudah berdebar tidak karuan pikirannya berkeliaran memikirkan hal buruk apa yang akan terjadi kedepannya kalau kedua orang tuanya ini berdebat.
"Tanya sama papih kamu, apa maksudnya mamih gak boleh donor darah buat adek. Adek lagi butuh!" Hanna membentak lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil menangis.
Wanita yang biasanya bersikap dewasa kali ini terlihat kekanakan, mungkin karena rasa bersalah Hanna meninggalkan Yasha seorang diri di rumah hingga berakhir seperti ini yang membuat Hanna jadi keras kepala hingga pikirannya buntu.
Hanna bahkan enggan ketika di suruh Yasir berganti baju padahal baju yang di gunakan ya basah juga kotor dengan tanah.
Gerdylan lalu menatap Yasir meminta jawaban kenapa bisa terjadi situasi seperti ini.
Yasir mengusap wajahnya sambil menghela napas. Bingung mau menjelaskan bagaimana agar istri dan anaknya bisa mengerti. "Adek kamu butuh darah, dan mamih kamu maksa pengen donor padahal udah jelas mamih kamu itu anemia kemarin baru kontrol karena hampir pingsan pas tengah malam dokter bilang juga kalau anemia di larang melakukan donor darah." Kedua anak nya langsung menatap kepada Hanna meminta penjelasan akan apa yang baru saja di bicarakan oleh Yasir.