Pagi yang cerah sepertinya tidak secerah keadaan Yoda kali ini. Anak itu jongkok termenung di depan pintu kamar mandi sambil memangku dagu dengan tangan kiri nya, tangan kanan masih di perban sebab luka jahitnya belum sepenuhnya sembuh.
"Ngapain jongkok gitu dek." Tara bertanya, niat nya masuk ke kamar adiknya untuk memanggil Yoda ikut sarapan.
Tapi malah menemukan adik pertamanya jongkok bercucuran keringat dengan wajah pucat penuh keringat.
"Mau bab, tapi susah keluar ka." Yoda menjawab, mata nya menatap sayu pada kakak nya.
"Jangan di paksa, nanti malah wasir coba minta obat ke mamih di kotak P3K ada obat untuk lancar bab."
Belum sempat Tara mengajak adiknya itu bergabung sarapan, Yoda buru-buru masuk ke dalam kamar mandi menutup pintu tanpa menguncinya.
Tara menggeleng melihat kelakuan adiknya. "Dek, nanti jangan lupa sarapan. Kita duluan ya!" Tara berteriak menunggu sampai adiknya itu menjawab dengan teriakan juga dari dalam kamar mandi.
Tara keluar kamar adiknya, menuju ke ruang makan. Formasi sudah lengkap ada Yasha yang masih sibuk memilih jagung dalam menu makannya.
Gerdylan sibuk menulis lirik sebelum inspirasi nya hilang, dan ada Yasir duduk manis menatap Hanna yang sedang menata hidangan lainnya.
"Mih, Yoda nanti kasih obat pencahar kasian anaknya kesusahan." Hanna mengangguk saja tidak bertanya lebih banyak.
Lalu mereka memulai sarapannya. Di isi oleh celotehan dari si bungsu yang mengeluh. "Mih bosen adek di rumah terus, liburan yok!"
Yasir hampir tersedak makanannya sendiri saat itu juga, menatap horor pada Hanna. Mereka berdua beradu pandang berkomunikasi lewat tatapan.
"Ini kan bukan musim liburan nak, nanti aja liburannya nunggu musim libur." Sahut Hanna, dia mengerti kode dari suaminya yang menyuruh nya untuk bersuara.
Ibu empat anak itu duduk di kursi yang bersebrangan dengan Yasha dengan jelas menatap anak bungsunya dengan intens.
Yasha berhenti mengunyah, lalu anak itu meletakan sendok dan garpunya. Tidak terima dengan alasan mami nya yang menolak untuk di ajak liburan.
"Ngapain harus nunggu musim liburan. Yasha kan engga sekolah gak ngaruh kalau mau liburan sekarang, setiap hari udah hari libur." Mood anak itu sepertinya mulai jelek karena keinginannya belum tercapai.
"Kan tetep aja adek harus homeschooling?" Gerdylan ikut masuk dalam percakapan tapi malah di tatap tajam oleh adiknya.
"Homeschooling bisa online, apaan sih kaya kurang update aja. Gitu aja Kakak gak tau!" Ucap Yasha bersungut-sungut.
Gerdylan diam, sedikit menyesal juga ikut dalam percakapan. Adiknya malah sedang sensitif begitu karna belum di turuti keinginan nya.
"Terus kak Yoda gimana, masa mau pergi liburan dia gak di ajakin." Kali ini Yasir yang berpendapat, Yasha diam. Dia berpikir saat ingat hal itu.
Tadinya ingin egois saja tanpa memikirkan Yoda tapi mana bisa sih, menyebalkan begitu juga Yoda tetap kakak kesayangan nya.
"Minggu depan kakak ujian Nasional kan?" Yasha melirik kepada Yasir lalu kepalanya mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Papihnya.
"Nah, gimana kalau udah selesai kakak ujian Nasional kita liburannya."
Senyum Yasha terbit, hatinya sedikit senang karena usul dari Papihnya. "Tapi ke Korea ya pih liburannya?" Yasir minum yang Yasir teguk hampir keluar lagi mendengar pertanyaan dari anak bungsunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
JugendliteraturHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.