Yasha kira tinggal menunggu Lima jam kedepan lalu Dia bisa bebas dari rumah sakit dan segala perawatan yang menyiksanya itu adalah hal yang mudah.
Tapi ternyata semua hal yang sudah tersusun dalam rencananya tidak semudah itu untuk di wujudkan, ketika kejadian tidak terduga membuatnya harus mengubur angan yang sudah dia bayangkan sebelumnya.
Pagi ini terjadi tepat ketika jarum jam pendek mengarah ke angka lima dan jarum panjang ke angka dua belas, tepat ketika Yasha selesai menunaikan ibadah subuh, entah apa sebab nya saat itu tiba-tiba saja Yasha ambruk tidak sadarkan diri dengan pendarahan di hidung nya. Hampir sama dengan kejadian nya tempo lalu tapi bedanya ini Yasha tumbang tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Semuanya berawal dari Yasha yang hendak melaksanakan sholat subuh, di suruh Hanna untuk sholat sambil duduk saja di ranjang nya, karena Hanna khawatir anaknya masih lemas itu akan terjatuh.
Infus memang sudah di lepas sejak malam tadi, sebab rencana nya anak itu akan pulang siang nanti menunggu hasil lab terakhir keluar, tapi Hanna tidak bisa memungkiri anak bungsunya itu masih terlihat lemah makanya dia selalu waspada dengan apa yang di buat oleh Yasha.
Tapi bukan Yasha anaknya kalau bisa menurut begitu saja, jelas anak itu menolak perintah Hanna dan memilih untuk ikut sholat berjamaah di ruang tengah kamar rawatnya bersama keluarganya, ikut berjajar bersama kedua kakak laki-lakinya di belakang Yasir yang saat itu bertugas menjadi imam sholat.
Semuanya berjalan nampak baik-baik saja, Hanna juga merasa tenang melihat Yasha yang mulai kelihatan segar, bahkan anak bungsunya sempat bergurau menjahili Yoda yang kesulitan memakai sarung dengan menarik ujung sarung yang tidak terpasang kencang alhasil Yoda harus berkali kali mengulang memasang sarung.
Hanna geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah dua bungsu nya yang ajaib, mereka berdua tidak mau berhenti saling menjahili Yoda yang dalam mode tidak mau kalah melempar peci Yasha ketika anak itu sudah siap berdiri di atas sajadah.
"Kak Yoda ihhh!" Yasha merengek, dengan wajah cemberut nya anak itu mengambil peci yang di lempar oleh Yoda, kaki Yasha sengaja menginjak jari kelingking kaki Yoda ketika melewati kakaknya hingga anak itu menjerit kesakitan dan sarung yang sedang dia gulung terlepas lagi.
"Mamih, ini liat adek nya ganggu!" Yoda mengadu sambil mengusap-usap kaki nya yang sakit.
Anak itu ikut merengek kepada Hanna, memperlihatkan sarung yang belum bisa dia pasang. Hanna yang sudah siap memakai mukena hanya bisa pasrah saja menyuruh Yoda untuk menghampiri nya berniat berdiri memasangkan sarung anak itu.
"Ini apaan, mamih masanginnya jadi kaya orang pake rok. Mana di pake peniti Segede harapan orang tua lagi di depan sini." Yoda protes sambil menghentakkan kakinya, tidak terima dengan sarung buatan Mamihnya.
"Gak tau ah Yoda, mamih pusing dari tadi banyak banget protes nya. Coba tukeran celana panjang aja sama kak Gege atau engga minta pasangin ke papih sana!" Hanna ikut kesal juga akhirnya di saat yang lain sudah siap malah Yoda yang masih sibuk dengan Sarung nya.
Beruntung di antara anaknya yang lain Tara dalam mode anak baik sudah siap dengan mukena nya duduk di sebelah Hanna.
Niatnya Yoda menghampiri Yasir untuk membetulkan sarung yang pasang oleh Hanna tapi Yasir terlalu malas untuk memasangkannya.
"Udah bagus kaya gitu aja kenceng sarung nya, Sekarang cepetan Iqomah dulu, entar keburu siang kalau nunggu kamu pake sarung." Ujar Yasir sebelum Yoda mengungkapkan keinginannya.
Yoda dengan wajah kecut bibir keriting yang maju beberapa centi berjalan berdiri di samping Yasha sambil menyenggol bahu adiknya. Yoda mengurungkan niatnya untuk meminta bantuan Papihnya, takut kalau papihnya akan marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gema Yasha Gemelard
Teen FictionHanya berisi keseharian Yasha yang manja, jahil dan di sayang keluarga.