02. RAJA DAN RATU

3.2K 209 5
                                    

Sosok pemuda dengan iris mata hitam dan rambut yang hitam pekat, terlihat sedang terduduk di sebuah bangku taman sekolah.
Matanya tertuju pada buku komik yang dibacanya.

Sebenarnya, pikiran dan mata nya berjalan berlawanan arah. Iris mata itu memang terfokus pada buku komik. Tapi pikiran nya tengah melayang-layang pada sosok perempuan yang baru muncul dihari kemarin.

" gue cariin, ternyata lo disini"

Atlan menoleh ketika mendengar suara perempuan di sampingnya. Mata nya bergerak meneliti dari ujung kepala sampai kaki.

" gue lupa, kita belum kenalan" ia menjulurkan tangannya. Sedangkan Atlan, malah berdecak sebal dan melanjutkan lagi bacaannya.

" kurang gede ya name tag gue?" Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan.

Perempuan itu menepuk jidatnya sekejap, kemudian mendekatkan wajahnya pada dada Atlan untuk melihat nama itu.

" atlanta adhemar" gumamnya.

Mata itu seketika membelak dan mengangkat sedikit wajahnya tanpa beranjak sedikitpun dari posisi nya itu. Alhasil, wajah mereka saling bertemu.

" jadi l-lo yang namanya Atlan?"

Iris mata hitam yang semula menatap komik, kini beralih menatap perempuan dihadapannya " kenapa? Kaget? Arzelia Daira? "

Zeli menegakkan kembali tubuhnya. Wajahnya semakin menunjukkan raut tak percaya ketika Atlan menyebutkan nama lengkapnya. Padahal, ia tidak menempelkan name tag diseragamnya. Detik itu juga, ia dapat menarik kesimpulan, kalau pria yang dihadapannya ini adalah pria yang dimaksud ayahnya.

" jadi lo orang nya?" Tanya Zeli.

" hm"

Zeli mendaratkan bokong nya pada tempat kosong disamping Atlan. Sedangkan mata pria itu masih terfokus dengan komiknya.

" lo terima perjodohan itu?"

" mau gimana lagi, yang namanya perjodohan ya pasti ada unsur paksaan " jawab Atlan tanpa mengalihkan pandangannya.

Benar juga apa yang dikatakan Atlan. Perjodohan itu sangat tidak mungkin untuk ditolak. Karena mau menolakpun, pasti ujung-ujung nya tetap di paksa.

" lo sendiri gimana? " tanya Atlan yang mampu membuyarkan lamunan Zeli.

" gue...gue nerima karena gue ga mau buat orangtua gue kecewa, tapi..." ada sedikit jeda dari jawabannya tersebut "gue ga bisa maksa diri gue buat cinta sama orang lain dalam waktu yang singkat" di akhir ucapannya barusan, Zeli menghela nafas pasrah.

Atlan menghentikan kegiatan membacanya. Sedari tadi, tanpa mengalihkan pandangannya, ia sudah fokus dengan ucapan Zeli. Ia merasa, masalah di dirinya untuk menerima perjodohan ini hanya satu. Sama persis dengan yang Zeli ucapan.

" kalo gitu, kita harus kerjasama" Ucap Atlan.

Perempuan berkuncir kuda itu menoleh kearahnya. Ia tak mengerti, kerjasama macam apa yang Atlan maksudkan ini.

" kerjasama gimana?"

Atlan mengubah posisi duduknya. Ia menyimpan buku komiknya itu, dan menghadap ke arah perempuan di sampingnya. Pria itu menatapnya lekat.

" kerjasama buat saling jatuh cinta."

" lo harus berusaha untuk bisa buat gue jatuh cinta sama lo. Begitu juga gue, gue harus bisa buat lo jatuh cinta sama gue"

Zeli bungkam dengan perkataan itu.

" hah?! Jadi gu-" ucapannya tertahan ketika sebuah jari telunjuk mendarat dibibirnya.

ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang