17. HUKUMAN

2.1K 130 0
                                    

Pagi ini Zeli terbangun karena cahaya matahari yang menelusup masuk lewat celah tirai yang tepat mengenai wajahnya. Menoleh kearah samping, menampilkan seseorang yang berwajah damai dalam tidurnya. Siapapun yang melihat pemandangan ini dipagi hari pasti akan membuatnya betah untuk terus memandanginya.

Hidung yang mancung, kulit putih, bibir yang tipis, dan rambut hitam yang terkesan berantakan.

"He is perfect" gumam Zeli.

Selesai dengan memandangi puas-puas wajah Atlan, ia beranjak dari kasur itu dan berjalan menuju kamar mandi disana. Mandi dipagi hari sudah menjadi kebiasaannya agar terasa segar. Dengan celana selutut dan kaos putih polos, ia keluar dari kamar tersebut dan menyapa penghuni rumah.

Bisa ia lihat, dilantai bawah tepat didapur sudah ada Wulan. Zeli yang memang pada dasarnya jago masak, tanpa ragu lagi ia mengahampiri ibu mertua nya tersebut.

"tante, Zeli bantu ya?" Tawar Zeli. Bukannya mendapat jawaban, namun yang ia dapatkan adalah tatapan raut wajah kecewa dari sang ibu mertua.

"Kok tante sih?, mamah dong...kan kamu udah jadi menantu mamah," ujar Wulan yang sontak merangkul Zeli.

Gadis itu hanya bisa tersenyum kaku atas ucapan ibu mertuanya. Sungguh, ia masih sangat canggung dan bingung.

Tangan terampil itu mulai bekerja. Memotong semua bahan yang tersedia di meja dengan telaten. Memasukkan segala racikan bumbu yang ia pelajari dari sang bunda. Sesekali ia mencicip hasil racikannya. Wulan yang sedari tadi memperhatikan, ikut mencicipi masakan itu.

Oke ini adalah part yang membuat jantung gadis itu berdebar kencang. Dengan satu sendok kuah sop iga ia berikan pada sang ibu mertua. Jari jari nya bergerak tak karuan melihat ekspresi yang ditunjukkannya.

"Zel...this so delicious! Mamah gak pernah bikin sop iga seenak ini!"  Ucap Wulan dengan excited.

Gadis itu bernafas lega, masakannya dinilai enak. Selesai dengan masak-masak nya, waktunya membangunkan sang raja yang masih berada di alam mimpi. Mencoba mendekat dan duduk disamping ranjang tersebut.

Zeli masih enggan membuat pria itu bangun, ia masih saja terfokus dengan wajah kusut milik suaminya. Iya, suaminya..

"Eummhh, aku tau aku ganteng," gadis itu sontak membuang pandangannya ketika mendengar suara serak-serak basah milik Atlan walau masih dengan mata tertutup.

Pria itu membuka matanya perlahan. "Zel.."

"Hm," Zeli hanya berdehem saja, tak sama sekalipun menoleh kearah Atlan.

"Kamu tau gak? Tadi malem aku ngimpi apa?" Tanya Atlan sembari membenarkan posisi bantalnya.

Zeli menghela nafas. Ia harus terbiasa dengan pertanyaan random yang sering Atlan tanyakan padanya. "welcome to dunia nya atlan," batinnya.

Dengan terpaksa ia pun menoleh dengan senyum tertekan. "mana gue tau, ngapain nanya ke gue?"

Atlan mendadak mendelik tajam sejenak, namun ia rasa masalah yang ini bisa diselesaikan ketika selesai bercerita tentang mimpinya.
Pria itu lantas mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar. Matanya menatap lurus depan.

"Aku ngimpi punya anak kembar tau," ujarnya.

Mendengar kalimat itu, sontak Zeli membuang pandangan degan mata membulat. "buset! baru kemaren sah, udah ngimpi punya anak kembar," gumamnya dengan suara pelan.

"Tapi ya udah lah...itu cuma mimpi, terkabul nya gak tau kapan" ujar Atlan lagi.

Raut wajah gadis itu berubah. "ngode apa gimana nih ceritanya?!" Batinnya.

ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang