Semalam Alana menemukan adik bongsornya itu tertidur didepan pintu kamarnya sendiri. Pikirannya yang sudah dewasa itu langsung paham apa terjadi. Alana tak ingin tahu soal apa yang menjadi masalanya, tapi dirinya sudah menebak pasti adiknya ini baru saja cekcok dengan istrinya.
Pagi nya Atlan terbangun, dan sudah bersiap dengan seragamnya. Untung saja masih ada seragam dibelakang, walaupun belum di setrika dan terlihat kusut, Atlan tak peduli dengan itu. Ia melangkah keluar kamar yang semalam ia tempati. Ternyata sudah ada sang kakak yang membuatkannya sarapan.
"Makan dulu, dari malem lo belum makan kan?" Tanya Alana seraya menaruh piring berisikan roti panggang dimeja.
"Hari ini lo libur?" Tanya Atlan.
"Iya, gue gak ada jadwal ngampus. Urusan kantor juga kelar, kan lo yang selalu bantuin gue,"
"Kalo gitu gue titip Zeli ya, kalo bisa lo ajak dia ngobrol. Gue takut aja dia gak mau keluar kamar seharian" pinta Atlan. Alana mengangguk.
Selesai dengan sarapannya, Atlan beranjak dari duduknya. Menyambar jaket hitamnya dan tas nya.
"Gue berangkat dulu," Atlan menjulurkan tangan kanannya pada Alana, membuat wanita itu memiringkan kepalanya.
"Lo minta duit?"
"Ck, kaga anjir. Salim biar berkah,"
Alana tertawa pelan, tumben sekali adik laknatnya ini minta salam lebih dulu, biasanya main pergi gitu aja.
"Yaudah sono hati-hati, awas loh lagi banyak pikiran jangan sampe ngelamun dijalan. Kasian ntar istri lo jadi janda muda"
Atlan tertawa renyah mendengarnya. Sebelum sesaat melenggang keluar dari rumah.
"Kak gue berangkat assalamualaikum!" Teriak Atlan dari halaman depan rumah yang sudah siap dengan motor hitamnya.
"Waalaikumsalam! Inget! Jangan ngelamun!" Balas Alana. Atlan mengacungkan jempol dari kejauhan.
Oke, selesai dengan mengurus adiknya, sekarang tinggal ngurus adik iparnya. Wanita itu kembali masuk kedalam, menatap kamar diatas sana yang masih saja tertutup rapat.
"Apa gue samperin aja kali ya," gumamnya.
Wanita itu melangkah pergi menuju dapur lebih dulu. Mengambil nampan dan juga piring berisikan roti panggang tadi dan tak lupa segelas susu. Lalu berjalan naik menuju lantai atas.
Alana menghela nafas sebelum memanggil adik iparnya."Zel...zeli..."
"i-iya kenapa kak?"
"Buka pintunya dong, kakak mau masuk sebentarrr aja,"
Pintu nya terbuka, pemandangan yang Alana lihat saat ini adalah penampilan kacau dari gadis dihadapannya. Muka yang sendu, mata sembab, dan rambut yang berantakan.
"Kakak boleh masuk?" Tanya Alana.
Zeli menangguk pelan dan tersenyum tipis. Ia membuka sedikit lebih lebar pintunya dan membiarkan Alana masuk lebih dulu.
Alana menyimpan nampan nya itu dimeja kecil."Cuci muka dulu sana, abis itu sarapan. Kakak temenin kamu disini oke?"
Zeli hanya mengangguk dan tersenyum, lantas masuk ke kamar mandi.
Selagi Zeli dikamar mandi, Alana menelisik seluruh ruangan. Karena saat malam pasangan ini adu cekcok, yang Alana takutkan hanya satu.
"Untung kaga ada acara banting-banting barang.."
Suara terbukanya pintu membuat Alana menoleh. Ia tersenyum, menyuruh Zeli duduk disampingnya.
"Tuh, diminum susu nya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...