"MOR!! BAWAIN TANGGA CEPETAN!!"
Pria yang kalian kenal dengan nama Haikal itu tengah berada di atas pohon yang cukup tinggi yang berada di depan rumah Reyno. Teriakannya ternyata berhasil terdengar oleh orang yang dipanggilnya.
"LO NGAPAIN DI ATAS POHON JAMAL!!!" Teriak Morgan yang baru saja datang dan melihat sahabatnya tengah duduk dipohon dengan memangku seekor kucing.
"LO GAK LIAT APA DITANGAN GUE BAWA APAAN?! UDAH CEPETAN AMBILIN TANGGA!" titah Haikal dari atas sana.
"lo berdua ngapain teriak-teriak sih ah!" Sahut Atlan yang datang dengan muka bantalnya dan berjalan sembari membenarkan sarung yang dipakainya. Jangan salah, walau kelakuannya emang absurd, tapi solat subuh dimasjid sudah menjadi kebiasaanya.
"AELAH LO BISA NAIK TAPI GAK BISA TURUN GIMANA SIH?!" Kesal Morgan. Dengan terpaksa, ia berjalan masuk ke garasi yang biasanya ada tangga lipat disana. Tapi anehnya, tangga itu tidak ada ditempatnya.
"REYY LO NYIMPEN TANGGA DIMANA!" teriak Morgan. Tidak ada sahutan dari dalam sana. Rumah nya memang tengah sepi, makannya semua pada menginap. Mencoba mencari ketempat lain, tapi tidak ketemu juga. Akhirnya ia kembali keluar dan menemui Atlan disana.
"Lan, si Rey kemana?" Tanya Morgan pada Atlan.
Cowok itu malah sedang anteng memberi makan ikan dikolam kecil dihalaman depan. "Lagi beli nasi uduk kedepan" jawab Atlan.
Morgan menghela nafas, kemana lagi harus mencari tangga. Pinjem gitu ke tetangga? Ah ogah. Lagian masih jam delapan pagi udah ada aja ulah nya si Haikal. Kayaknya gak bisa gitu sehari gak buat ulah?.
"Mor! Mana tangga nya!"
"sabar ngapa?! Cape gue nyari tangga di seisi rumah! Udah tau ni rumah gede nya kebangetan," omel Morgan.
Tin tin!
Motor hitam itu memasuki perkarangan rumah, Reyno memarkirkan dulu motornya dan membawa sekantong kresek berisi nasi uduk yang ia beli tadi. "oh, udah pada bangun?" Tanya Reyno.
"Tadinya sih belom, tapi temen lu yang atu teriak-teriak noh dipohon. Jadi bangun deh gue." Jawab Atlan sembari menunjuk Haikal yang masih duduk manis dibatang pohon.
Reyno berjalan menghampiri pohon tersebut. "heh, lo ngapain?"
"Nolongin kucing! Lumayan pahala nya buat nutupin dosa-dosa gue." Oke Reyno nyerah. Gak akan ada beresnya ngomong sama manusia modelan Haikal.
"dosa lo kebanyakan! Nolongin kucing doang mana cukup buat nutupin dosa lo!" Sahut Atlan.
"YA MAKANNYA GUE NYICIL SEDIKIT-SEDIKIT!"
Atlan melongos mendengarnya. "Nyicil lu kata kredit panci?"
Pria titisan es balok itu kembali menghampiri Atlan dan Morgan. Menyeret mereka berdua dan membiarkan Haikal bersama kucing itu diatas sana. "udah antepin aja, nanti juga turun sendiri" ucap Reyno.
"EH WOI!! KOK GUE DITINGGALIN SIH?!! AAAA MORR BANTUIN GUEEE!!"
Morgan sebenarnya kesal, tapi juga kasihan dengan Haikal. Ia hendak kembali mendekati pohon itu, tapi tangan besar itu buru- buru merangkul pundaknya. "sttt ah, antepin aja...salah sendiri sok sok an naik pohon tapi gak bisa turunnya." Ucap Reyno.
"KAL!! NASI UDUK NYA GUE HABISIN YAA!!" teriak Atlan.
"LO SEMUA JAHAT!! KALIAN BUKAN SAHABAT GUE LAGI!!" Lah, ngambek nih si Haikal. Sontak Atlan, Morgan, dan Reyno saling berpandangan dan tertawa.
"OKE KALO GITU LO TURUN SENDIRI YAA!! NASI UDUKNYA JUGA BUAT GUE!!" Sahut Atlan
"GUE TADINYA MAU NOLONGIN, TAPI KARENA LO BUKAN SAHABAT GUE LAGI, GUE GAK JADI NOLONGINNYA!!" Timpal Morgan
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...