03. SULIT DITEBAK

2.5K 189 4
                                    

Seorang perempuan yang baru saja menyelesaikan mandi nya, keluar dari kamar mandi dengan berbalut baju tidur. Zeli menghempaskan tubuh kecil itu di kasur pink kesayangannya. Kejadian tadi siang disekolah, membuatnya tersenyum kecil ketika mengingatnya.

Ia tertawa kecil " haha, sekarang gue Jadi ratu nih ceritanya? "

Zeli dibuat bingung dengan sikap pria itu. Pertemuan pertamanya di kantin, Atlan terlihat sangat dingin padanya. Lalu pertemuan hari kedua di Taman, Atlan bersikap seperti orang dewasa dengan raut wajahnya yang begitu serius. Tapi tiba dihari ketiga barusan, ia dibuat heran dengan sikap Atlan yang terasa sangat humoris. Dia tertawa cekikikan, teriak tidak jelas, dan sedikit konyol.

" kayak nya, bakalan gue yang jatuh cinta duluan" ucap Zeli.

Ceklek

Suara pintu dibuka membuat Zeli beranjak duduk.

" Zel, kebawah yuk...ayah mau ngomong tuh " Itu suara Maya, ibunda nya Zeli. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

" ada apa yah?" Tanya Zeli sambil menarik kursi di meja makan.

" nanti malem, kamu siap siap ya. Kita diundang makan malem di rumah nya Atlan. Kamu udah bertemu dengan Atlan kan di sekolah?" Tanya Ardi, ayah Zeli.

" udah, udah ketemu kok"

" gimana? Ganteng ga orang nya?" Goda Maya.

" ganteng lah orang dia cowo"

Maya tertawa kecil mendengar penuturan Zeli "yaudah, kamu siap siap gih..."

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

" mah, tumben masak banyak banget, mau ngundang se-rt?"

Pas pulang sekolah tadi, perasaan meja nya masih kosong aja tuh. Kenapa sekarang jadi penuh banget? Mana enak-enak lagi keliatannya. Kan, Jadi ngiler gini Atlan liatnya.

Mata yang sayu karena baru bangun itu seketiga berbinar ketika melihat semangkuk besar oseng cumi kesukaannya.

" widihhh ada oseng cumi! Makan ah "

Plak!

" awh! Apa sih mah? Atlan laper mau makan.." pria itu mengusap-ngusap tangannya yang terasa panas akibat geplakan mamah nya.

" mamah nyiapin ini semua tuh buat acara makan malem sama keluarga om Ardi. Kamu jangan nyomot duluan!" Omel Wulan.

Atlan mengerutkan keningnya " om Ardi? Tetangga sebelah? Ya elah mahh ngapain masakin sebanyak ini, mana anak nya pada maruk lagi"

Plak!

" bukan om Ardi tetangga kita! Ini om Ardi calon mertua kamu."

Pria itu terdiam seketika. Bentar, Atlan telmi. Om Ardi? Calon mertua nya? Berati bapaknya si Zeli dong?

" bapaknya Zeli mah?"

" egrhh! Iya Atlan... dosa apa mamah ampe punya anak telmi gak ketulungan kayak kamu. Dah sana cepet mandi abis itu pake baju yang rapih dan sopan "

" siap ibu negara!!" Sorak Atlan yang langsung mematuhi ucapan Mamahnya dan beranjak menuju kamarnya. Wulan hanya geleng geleng melihat tingkah laku anaknya.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

" jadi, gimana nih...kalian udah saling kenal kan disekolah?

" hm"

" papah ingin kamu bi-"

" sttt, Atlan gak suka kalo lagi makan malah ada yang ngajak bicara"

Danu mengangguk paham atas ucapan Atlan. Anaknya ini memang sangat menjunjung tinggi tatak rama ketika makan. Disamping itu, Ardi dan Maya tersenyum melihat sikap Atlan yang menurut mereka sangatlah sopan.

Heem, sopan.

" jadi, bagaimana nak?apa kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Ardi setelah mereka semua selesai makan.

" tante harap, kamu mau ya menerima perjodohan ini" mohon Maya.

Atlan berfikir. Sebentar, ia belum sempat bertanya apa alasan para orangtua ini menjodohkan dirinya dan Zeli.

" om, tante, kasih saya alasan yang kuat kenapa saya harus menerima perjodohan ini?"

Orangtua mereka saling pandangan. Membuat Atlan maupun Zeli, malah dibuat kebingungan.

" jadi gini Atlan..papah sama om Ardi udah sahabatan dari jaman masih SMP. Kita dulu pernah buat satu janji, dan janji nya itu kelak kalau kita menikah dengan wanita yang kita cintai, dan memiliki seorang anak yang berbeda jenis kelamin, kita akan menjodohkannya. Begitu Atlan...Zeli.." jelas Danu yang menatap Atlan dan Zeli bergantian.

" kalo gue terlahir jadi cewek, hal ini ga bakal terjadi" batin Atlan menggerutu.

" si ayah! Masih SMP sok sok an buat janji kayak begitu, yang kena imbasnya kan malah ke anaknya." Batin Zeli yang tak kalah gereget nya dengan Atlan.

" jadi gimana? Kalian mau kan?

Atlan memajukan dagu nya "tanya Zeli nya aja dulu"

Zeli menunduk dan memejamkan matanya sejenak
" semoga lo gak sebrengsek dia Lan." Batinnya.

Dengan membuang nafas sekali, Ia mengangkat kembali kepalanya "Zeli terima perjodohan ini" ucapnya.

" alhamdulillah" ucap para orangtua serempak.

" seriusan dia terima ini? Gue kira omongan waktu ditaman cuma basa basi doang" batin Atlan yang masih mematung ditempat, dan tak menyadari kalau kini semua menatap ke arahnya.

" jadi, gimana nak Atlan? Kamu terima?" Tanya Ardi, membuat Atlan terpecah dari lamunannya.

" a-ah apa? anu.."

" heh, gausah grogi. Santai aja.." Alana menyenggol lengan Atlan yang tepat berada disebelahnya. Alana tau, pasti adik bongsor nya ini tengah grogi.

" Atlan..."

Atlan menunduk sejenak, "semoga keputusan yang gue ambil ini bener dan baik buat kedepannya" batinnya.

" om, boleh pegang tangannya sebentar?" Atlan meminta agar Ardi yang berada dikursi sebrang menjulurkan tangannya diatas meja. Dengan senang hati, Ardi menuruti perkataan Atlan.

" bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikah dan kawinnya-"

" E-EH ATLAN BELUM IJAB NAKK BELOMMM"

Karena kaget, Atlan refleks melepaskan tangan Ardi dan mengusap dada nya sendiri.

" kaget astagfirullah, untung jantung Atlan gak pindah"

" lo lagian ngapain mau ngucapin ijab kabul" cercah Alana.

" gercep banget, kemarin kemarin kamu bilang ke papah gamau tuh nikah cepet cepet" goda Danu.

" refleks pah"

Semua yang berada dimeja makan itu tertawa kecil dengan sikap Atlan. Termasuk Zeli. Ia tak merasa risih sedikitpun ketika berkumpul dengan keluarga ini.

"gue ga ngerti sama lo Lan. Lo bisa serius sama becanda dalam waktu yang bersamaan"























ATLANTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang