Siswa kelas XII IPS 1 saat ini tengah berada dilapang outdoor, dan materi kali ini adalah tes lari. Tes yang paling dibenci hampir sebagian besar para betina.
Suara keluh kesah tentu sudah terlontarkan dari mulut mereka yang merutuki cuaca yang sudah cukup panas di jam 9 ini.
"Ampunn dah pak, pindah aja yok ke lapang In Door, panas banget loh ini pak," protes Morgan.
"Untuk kali ini, bapak tidak akan memakai lapang in door, kalian tetap disini. Panas matahari jam segini baik untuk kesehatan" balas Pak Bondan. Alias gebetan Bu Wika.
"Kesehatan-kesehatan lambe mu!" Gumam Haikal pelan.
"Pak! Tapi ini panas banget lohh pakk!!" Protes salah satu siswi yang tengah mengipas-ngipasi wajahnya dengan tangan.
"Cukup! Kalian jangan banyak protes. Anggap aja ini simulasi padang masyar," ucap final Pak Bondan.
"laillaha...terserahh lah pak!"
"Panas amat ni matahari, gue kasih paracetamol bakal turun gak ya panasnya?" Celetuk Haikal yang langsung mendapat geplakan hangat dari Atlan yang berada disampingnya.
"Pinter."
Sekitar dua jam pelajaran olahraga berlangsung, akhirnya selesai juga. Mereka semua mulai mengganti pakaian, kecuali Atlan dan kawan-kawan memilih untuk diam dipinggir lapang setelah main bola. Dan tepat pada jam itu, bel istirahat berbunyi.
Gadis putih dengan rambut berkuncir kuda baru saja keluar dari kelasnya. Berlarian dikoridor menuju lapangan utama dengan membawa sebotol air minum ditangannya.
Atlan menyadari Zeli datang menghampirinya.
"Heh heh, lari-larian mau kemana sih?" Tanya Atlan.
Bukannya menjawab, gadis itu malah menaruh botolnya dibawah dan kedua tangannya meraba seluruh wajah Atlan sampai leher.
"Udah gak sakit?" Tanya Zeli.
Atlan menggeleng pelan. "Ngga, kan aku juga bilang apa...peluk aku semaleman, besoknya bakal sembuh langsung. Dan bener apa kata aku?"
Morgan yang tepat berada disamping Atlan bergidik merinding mendengarnya.
"Halahh, lo pikir lo doang yang bisa dipeluk langsung sembuh?gue juga bisa kalii, cuma beda nya lo dipeluk istri, gue mah dipeluk sama emak." Ucap Morgan.
Haikal berdecak. "Yaelah kalo sama emak ya gue juga gitu malih!"
Atlan tak peduli dengan ocehan mereka. Tiba-tiba saja tanganya menarik ikat rambut itu dan alhasil rambut panjang nya tergerai begitu saja.
"Kenapa dilepas ih, aku lagi gerah tau." Heran Zeli.
"Aku gak suka aja leher kamu yang mulus itu dilihat sam cowok-cowok lain." Balas Atlan.
Haikal baru saja mau muntah ditempat, tapi Reyno dengan cepat menyeret Haikal dan Morgan menjauh dari sana. Sangat tidak sopan membucin dihadapan para jomblo tampan yang terhormat.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Dari kejauhan Morgan menyadari siapa yang sedang terduduk seorang diri dihalte depan sekolah. Morgan menggeleng pelan, memahami tingkah Dessy yang tak pernah berubah dari semenjak ia mengenalnya.
Gadis itu tengah duduk terdiam dihalte, tak melakukan apapun, dan tak bicara dengan siapapun. Kebiasaan yang aneh, yang sampai sekarang Morgan saja tak mengerti kenapa gadis ini betah diam dihalte.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTA
Teen FictionPria tampan salah satu siswa SMA Garuda ini sudah seperti idol bagi para siswi disana. Sikapnya yang random dan humoris, peraih olimpiade matematika, pemegang jabatan ketua tim basket, dan mantan ketua geng yang berada di Jakarta membuatnya mempunya...